- Distichon = 2 baris
- Terzina = 3 baris
- Quantrain = 4 baris
- Quint = 5 baris
- Sektet = 6 baris
- Septima = 7 baris
- Oktaf = 8 baris
- Soneta = 14 baris
a. Balada (puisi cerita)
b. Romance (puisi kisah cinta)
c. Elegi (puisi duka nestapa
d. Ode (sajak puisi)
e. Hymine (pujian terhadap yang maha kuasa)
f. Epigram (sajak pembangkit semangat)
g. Satire (sajak sindiran)
Contoh puisi baru
Aku Ingin
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(Sapardi Djoko Damono)
a. gambaran perasaan penyair: perasaan haru
suasana: haru dan romantis
b. gambaran pikiran penyair: menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta
c. maksud puisi: menginginkan cinta melalui proses
d. penggambaran imajinasi: cinta ini diibaratkan oleh penyair seperti terbakarnya kayu dan terjadinya hujan yang kesemua itu ada karena mengalami suatu proses
e. penggambaran penginderaan:
indera pendengar: keindahan bahasa, gaya bahasa mempesona
indera perasaan: isi puisi menyentuh hati
citraan pendengaran: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
citraan penglihatan: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
Penggambaran penginderaan pada puisi disebut pencitraan
Penataran puisi adalah cara mengungkapkan yang dapat menimbulkan kesan keindraan / kesan mental tertentu.
Ada beberapa jenis citraan, antara lain citraan penglihatan, pendengaran, gerak, perabaan, penciuman, pengecapan, dan suhu.
Contoh:
1. Citraan penglihatan: citraan yang timbul / diungkapkan lewat indera penglihatan
Contoh: Desaku adalah gunung merapi / pahalaku setets air
2. Citraan pendengaran: citraan yang timbul / diungkapkan lewat indera pendengaran.
Contoh: Suara kicau burung adalah suara para birokat / suara cicit anak burung kelaparan adalah suara rakyat.
3. Citraan gerak: citraan yang diungkapkan lewat gerak.
Contoh: pohon cemara menari-nari
4. Citraan perabaan: citraan yang diungkapkan lewat indera peraba
Contoh: tangannya sebesar kayu trambesi
5. Citraan penciuman: citraan yang diungkapkan lewat indera penciuman
Contoh: wangi rambut bergelut dihidungku
6. Citraan pengecapan: citraan yang diungkapkan lewat indera pengecapan
Contoh: dimeja makan ku kecap pahitnya kopi kehidupan
7. Citraan suhu: citraan yang diungkapkan keadaan suhu sekitar
Contoh: panas negeri ini telah mengeringkan semangat untuk hidup rakyatnya
8. Citraan lingkungan: citraan yang mencerminkan keadaan lingkungan tertentu.
Contoh: mahkota ini ku tinggalkan / cangkul dan parit akan menggali kehidupanku
Pecahan Ratna
Karya: Aoh K. Hadimatja
Kutahu pohonku takkan berbuah
Tapi berdosakah kau, kalau ku bawakan
Air selalu menyiramimu
Hingga pohon berdaun rimbun
Tempat aku mencari lindung dihari
Berdosakah aku bersandar ke batang yang kuat
Berakar melihat tamasya yang molek berdandan
Menyambut fajar kala Illahi
Berdosakah aku kalau burungku kecil hinggap didalam
rompak menyanyi sunyu melega hati
Berdosakah aku kalau embun jauh bertaburan dipohonku
Rindu mengikat musafir lalu?
Berdosakah aku kalau dimalam sepi bulan
Menari berlincak-lincak diatas pohon ku sendu
Dosakah, dosakah wahai teman, kalau beringin
tumbuh ditaman indah tidak berbuah pula?
Hanya ucapan punjangga nan ku ulangi
Berbahagialah dosa demikian?
Bahasa Indonesia (X.1)
Selasa,
7 April 2009.
0 komentar:
Post a Comment