In

Dimanfaatkan? atau Bermanfaat?

Manfaat itu lebih pada ke kebaikan, manfaat itu "berguna".
Nah, apa yang akan kalian rasakan jika angin berhembus menyampaikan kalimat ini ke telinga kalian? "Kalau kamu dimanfaatin sama dia/mereka bagaimana?"


Pemikiran negatif seperti itu mudah sekali muncul dibenak orang-orang mungkin bahkan sering. Terlalu berperasaan? tidak tidak, terkadang memang sepantasnya untuk berhat-hati.
"Teman"? tapi ngemanfaatin? terus harus bagaimana?
Ikhlas, mana ada yang tahu dengan isi hati manusia kecuali sang Pencipta, nah mana ada juga yang mau hal ini terjadi sama kita, kata "Dimanfaatkan" itu lebih menyakitkan daripada "Bermanfaat" Nah kalau sudah begini mau bagaimana?

Bukan untuk pamer atau apalah, aku akan menuliskan sedikit cerita atau curahan hati.

Lagi-lagi sudah aku bilang berkali-kali, mencari seseorang yang benar-benar ikhlas jadi temen kita itu amat sangat rumit, terlebih amat susah membedakan ketika seseorang sudah bermuka dua.
Bisa apa? Mau Positif thinking tapi hati waswas, mau negative thinking jelas-jelas itu gak baik.
Kalian bahkan akan nyesek bukan jika hal diatas terjadi pada diri kalian? terlebih untuk seseorang yang berperasaan. Sangat amatlah baik jika sudah menjurus ke arah sana kalian masih mengutamakan arti teman.

Aku sendiri mungkin mengalaminya? sejak kapan? entah....
Hal biasa seperti contek-mencontek....
Sebut saja si A, dia teman sekelas, dia deket-deket kita cuma saat ujian berlangsung saja, hal ini bisa dibilang dimanfaatin bukan? bisa.
Dalam hal materi, atau uang. Mudah dan sering sekali ini terjadi.

Hal dalam kebaikan.....
Setiap orang menilai kita baik itu jelas berbeda. Nah bagaimana jika kebaikan kita itu sendiri dimanfaatkan oleh orang?
Sering banget dari dulu ngelamin hal kaya gini, uang bukan jadi masalah dalam pertemanan, temen yang amat dekat malah, ketika kita mempunyai rejeki memang ada saatnya kita berbagi, bahkan ketika teman membutuhkan ada kalanya kita memberi.
Aku? ya banyak yang bilang aku royal sekali dengan masalah ini, mudah saja mengeluarkan sebanyak uang yang ada dikantong untuk teman, entah lagi-lagi aku juga sering bilang bukan posisi teman itu penting dalam hidup aku. Dalam hal jajan, jalan, pinjam-meninjam uang, atau apalah.
Terkadang saat pemikiran dimanfaatin sudah terlintas diotak, hal seperti ini amat menyesakkan, apa iya teman harus berimbalan seperti itu? Teman yang hanya butuh "sesuatu" yang dibutuhkan saja, lalu setelah dapat dia pergi jauh-jauh dan jika membutuhkan lagi dia kembali dengan hal yang sama?
Aku? memang susah mengatur uang ketika sudah duduk kumpul bersama, rasa sayang dan apalah yang mungkin membuat aku mudah dan selalu melakukan hal itu meski aku tahu tujuan mereka apa.

Hati, kalau sudah begini, kita cuma butuh hati. Hati untuk melihat, melihat siapa yang benar-benar ingin berteman dan saling bermanfaat satu sama lain, atau bahkan teman yang memang hanya sekedar memanfaatkan.
Hati, hati yang bisa membuka mata kita. Ketulusan hati, dan aku selalu berusaha merasakan ini dengan hati, tidak mau gegabah mengambil kesimpulan satu demi satu orang memanfaatkan aku seperti ini atau apalah, selama hati berfikir positif, insyaallah perlahan niat mereka yang negatif itu berubah sendiri dengan positifnya.

Nah, kawan. Kedewasaaan dalam hal ini penting. Bersikap dewasalah, selalu berfikir positif, karena itu kan menemukan jawaban siapa teman-teman kamu yang tulus. Bertemanlah sebanyak mungkin, berfikir bahwa kamu ini bermanfaat bukan dimanfaatkan. :)

Siti Tarra Munawaroh :)

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments