In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN CERPEN

Mengungkapkan Topik Tertentu dari Hasil Membaca

Tujuan:
- Mendata pokok-pokok informasi dalam artikel / buku
- Merangkum isi artikel / buku
- Menyampaikan secara lisan

Membuat intisari artikel / buku
Setiap bacaan dapat kita ambil intisarinya, tema dan manfaatnya. Cara pembuatan intisari buku / artikel pada dasarnya sama dengan membuat intisari sambutan / bacaan yang lain.
Cara pembuatan intisari hendaknya memperhatikan hal berikut:
1) Berdasarkan gagasan utama paragraf
2) Menghubungkan gagasan satu dengan gagasan yang lain
3) Menghilangkan gagasan pendukung
4) Tidak menambah pikiran sendiri (opini)
5) Langkah pembuatan baca cepat, menangkap isi secara global, menangkap tema, tentukan pokok pikiran paragraf, buat intisari.

Menyampaikan uraian hasil membaca
Hasil membaca yang akan disampaikan baik yang lisan maupun tulisan harus sesuai dengan isi teks aslinya. Kalimat yang digunakan efektif jelas, tepat, dengan bahasa yang baik dan benar.
Unsur bacaan yang perlu dilaporkan
a. Judul: ....
b. Nama pengarang / sumber: ....
c. Tahun terbit: ....
d. Penerbit: ....
e. Ringkasan isi artikel / buku: ....




Bahasa Indonesia (XI IPA 2)
Sabtu,
8 Agustus 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Merangkum Pembicaraan dan Kegiatan Wawancara

Kompetensi dasar kelas XI Semester 1:

1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara


Tujuan:

* Mencatat pokok-pokok isi wawancara

* Merangkum isi wawancara


Mencatat pokok-pokok isi wawancara

Mencatat isi pembicaraan dalam wawancara tertumpu pada pertanyaan dan jawaban dari pewawancara dan narasumber. Namun tidak setiap pertanyaan mengandung satu informasi, ada kalanya beberapa pertanyaan dan jawaban baru kita dapatkan informa.


Menyimak wawancara

Agar berhasil memperoleh informasi pada saat menyimak wawancara hindari hal berikut:

1. Mendengar sebagian-sebagian

2. Mengingat beberapa fakta saja

3. Emosional

4. Supersensitif 

5. Apriori (menganggap sesuatu tak penting) 

6. Mengkritik pembicaraan

7. Bersikap pura-pura

8. Menyerah pada gangguan

9. Mendengar sambil menulis 

10. Tidak konsentrasi


Merangkum pembicaraan dalam wawancara 

               Laporan Menyimak Wawancara

Hari dan tanggal: 

Nama TV / Radio: 

Jam Tayang:

Topik Pembicaraan:

Narasumber:

Isi pokok wawancara:




Bahasa Indonesia (XI IPA 2)

Sabtu,

1 Agustus 2009








Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Membuat Latar Belakang

Latar belakang

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya rokok

2. Meningkatnya jumlah pengkonsumsi rokok

3. Kurang tegasnya pemerintah dalam pengawasan

4. Kurangnya kesadaran dalam hidup sehat


          Kesehatan merupakan pola hidup utama yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebenarnya mudah untuk dilakukan, namun kurangnya kesadaran dalam berlaku hidup sehat menjadikan ini semua berat untuk ditangani. Para anak-anak, remaja, maupun orang dewasa perlu perhatian dari orang lain untuk berlaku hidup sehat.

          Belum lagi, lingkungan sekitar yang tak lagi berteman dengan kita, cuaca yang tak teratur sehingga membuat kesehatan terganggu. Udara yang sering terhirup tak lagi 100% bersih, disana-sini telah banyak pengkonsumsi rokok. Asap yang ditimbulkan perokok yang tak sengaja terhirup merupakan salah satu yang membuat kesehatan terganggu.

          Tak lain kita bisa disebut sebagai perokok pasif, yang bisa menimbulkan bahaya tersendiri. Seharusnya pemerintah tegas dalam menegakkan hukum yang sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan. Namun, kurangnya pengawasan dari pemerintah semakin merebaknya pengkonsumsi rokok. Padahal hal ini sangat merusak kesehatan, bahkan bisa menimbulkan kematian.

          Masalah lainnya timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya rokok. Terlebih orang yang tidak tahu bagaimana rasa dan nikmatnya rokok menerima dampaknya. Sangatlah penting hal ini untuk segera ditangani.





Latihan Bahasa Indonesia (X.1)

Sabtu,

14 November 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Mendengarkan Sambutan / Khotbah

 Kompetensi dasar kelas XI Semester 1:

1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan


Tujuan:

• Mencatat pokok-pokok isi berita

• Membuat inti sari sambutan

• Menyajikan kembali isi sambutan / khotbah


Pengungkapan lisan:

Berita (metode) naskah

Ceramah (metode) lisan

Sambutan (metode) impromtu 

Khotbah (metode) ekstemporal 


Sambutan / khotbah pada umumnya memiliki sistematika

1. Pendahuluan / pengantar (salam, sapaan, ucapan syukur, tema)

2. Isi 

3. Penutup (harapan dan ajakan, ucapan terima kasih, salam penutup


Menentukan pokok-pokok isi sambutan

Menentukan pokok isi sambutan pada dasarnya sama dengan menentukan gagasan utama sebuah paragraf. Yaitu dengan cara membuang gagasan pendukung, mengambil gagasan utama.


Membuat intisari sambutan

Sambutan yang telah disampaikan pembicara dapat kita sajikan ke dalam bentuk yang lebih singkat yakni ringkasan, ikhtisar, dan skema.

Ringkasan adalah penyajian secara singkat, tetapi tetap mempertahankan urutan isi, sudut pandang, dan perbandingan secara proporsional.

Ikhtisar adalah penyajian secara singkat, namun tidak mempertahankan urutan isi, sudut pandang dan perbandingan karangan namun langsung pada inti masalah.

Skema adalah penyajian singkat dalam bentuk bagan / kerangka.


Langkah-langkah membuat intisari

1. Mendengarkan secara cermat untuk menangkap apa temanya!

2. Mendata gagasan utama

3. Menyajikan gagasan utama ke dalam kalimat tunggal 

4. Membuat kerangka draft

5. Mulai membuat intisari 




Bahasa Indonesia (XI IPA 2)

Sabtu,

25 Juli 2009.





Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Cerita Pendek (CERPEN)

Pengertian cerpen
Cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang isinya merupakan kisah pendek yang mengandung kesan tunggal.
Ciri-cirinya: 
1. Panjang kisahan lebih singkat daripada novel
2. Alur ceritanya cepat
3. Berfokus pada suatu klimaks
4. Memusatkan cerita pada tokoh tertentu, waktu dan situasi tertentu
5. Sifat tikaiannya dramatik yaitu berintikan pada pembenturan yang berlawanan
6. Tokoh atau tokoh-tokoh ditampilkan dari latar belakang melalui lakukan dalam situasi

Bentuk cerpen
a. Cerita pendek yang panjang
b. Cerita pendek yang pendek

Jenis-jenis cerpen 
a. Cerpen watak: menggambarkan salah satu aspek
Contoh: "Arsan" oleh Trismo Sumardjo yang melukiskan watak ketidakpedulian seorang pelukis
b. Cerpen plot: menekankan terjadinya suatu peristiwa yang amat mengesankan
Contoh: "Di Medan Perang Lelaki dan Mesiu" oleh Trisnoyuwono
c. Cerpen tematis: menekankan pada unsur tema atau permasalahan yang biasanya cukup berat untuk dipikirkan
Contoh: "Icih" oleh Ali Haudah
d. Cerpen suasana: membaca cerpen semacam ini seolah-olah tidak ada ceritanya namun pembaca terbius oleh suasana yang digambarkan pengarang
Contoh: "Seribu Kunang-kunang di Manhattan" oleh Umar Kayam
e. Cerpen setting (fiksi warna lokal): pengarang lebih banyak menguraikan latar belakang tempat terjadinya cerita
Contoh: "Umi Kalsum" oleh Djamil Suherman

Unsur-unsur cerpen
1. Plot (alur cerita)
2. Penokohan & Karakter
3. Tema (pokok pembicaraan)
4. Setting (tempat terjadinya cerita)
5. Suasana cerita: patriotik, murung, gembira, misterius
6. Gaya cerita: cara khas pengungkapan seseorang misalnya gaya ceritanya lembut penuh perasaan, gaya penceritaan pengarang yang pemberontak penuh bahasa yang keras dan tegang
7. Sudut pandang penceritaan

Cara menulis cerpen
Salah satu teknik menulis suatu cerpen adalah merekayasa ringkaian cerita menjadi unik, baru dan tentu saja tidak ada duanya
a. Paragraf pertama yang mengesankan
Selain judul, paragraf pertama adalah etalase sebuah cerpen. Paragraf pertama itu kunci pembuka, mengingat cerpen merupakan karangan pendek. Mestinya paragraf pertama langsung masuk kepersoalan dan bukannya melantur hal-hal yang klise apalagi bila kemudian terkesan menggurui hanya menghadirkan kebiasaan dan rasa apatis
b. Pertimbangan pembaca dengan baik
Pembaca adalah konsumen, pengarang adalah produsen yang harus mempertimbangkan mutu produknya agar bisa dipasarkan mengingat persaingan pasar yang semakin tajam, pembaca yang baru, segar, unik, menarik, dan menyentuh rasa kemanusiaan. Apakah tema "Cinta Kasih" laku terjual…? Mengapa tidak....? Yang penting adalah menceritakannya dan tidak gampang ditebak akhir cerita untuk menghasilkan hal yang dipelajari teknik-teknik, kiat-kiat, trik-trik untuk menyiasati alur hingga tidak gampang ditebak.

Menggali suasana
Melukiskan suasana latar belakang kadang memerlukan detail yang apik dan kreatif sebab penggambaran yang biasa saja yang sudah dikenal umum, tak begitu menarik pembaca jika pengarang melukiskan keadaan kota Jakarta, misalnya tentang gedung tinggi, kesemrawutan lalu lintas dan keramaian kotanya berarti dalam penggambaran tidak ada yang baru, tetapi ketika seorang pengarang sekilas melukiskan keadaan kota Jakarta dengan mengaitkan suasana hati tokoh cerita, maka penggambaran itu begitu menyentuh.





Bahasa Indonesia (X.1)
Sabtu,
2 Mei 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

PUISI BARU

- Distichon = 2 baris
- Terzina = 3 baris
- Quantrain = 4 baris
- Quint = 5 baris
- Sektet = 6 baris
- Septima = 7 baris
- Oktaf = 8 baris
- Soneta = 14 baris

Macam-macam puisi baru:
a. Balada (puisi cerita)
b. Romance (puisi kisah cinta)
c. Elegi (puisi duka nestapa
d. Ode (sajak puisi)
e. Hymine (pujian terhadap yang maha kuasa)
f. Epigram (sajak pembangkit semangat)
g. Satire (sajak sindiran)

Contoh puisi baru
                       Aku Ingin
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
    aku ingin mencintaimu dengan sederhana
    dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
    awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
                                (Sapardi Djoko Damono)
a. gambaran perasaan penyair: perasaan haru
    suasana: haru dan romantis
b. gambaran pikiran penyair: menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta
c. maksud puisi: menginginkan cinta melalui proses
d. penggambaran imajinasi: cinta ini diibaratkan oleh penyair seperti terbakarnya kayu dan terjadinya hujan yang kesemua itu ada karena mengalami suatu proses
e. penggambaran penginderaan:
    indera pendengar: keindahan bahasa, gaya bahasa mempesona
    indera perasaan: isi puisi menyentuh hati
    citraan pendengaran: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
    citraan penglihatan: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan

Penggambaran penginderaan pada puisi disebut pencitraan
Penataran puisi adalah cara mengungkapkan yang dapat menimbulkan kesan keindraan / kesan mental tertentu.
Ada beberapa jenis citraan, antara lain citraan penglihatan, pendengaran, gerak, perabaan, penciuman, pengecapan, dan suhu.
Contoh:
1. Citraan penglihatan: citraan yang timbul / diungkapkan lewat indera penglihatan
    Contoh: Desaku adalah gunung merapi / pahalaku setets air
2. Citraan pendengaran: citraan yang timbul / diungkapkan lewat indera pendengaran.
    Contoh: Suara kicau burung adalah suara para birokat / suara cicit anak burung kelaparan adalah suara rakyat.
3. Citraan gerak: citraan yang diungkapkan lewat gerak.
    Contoh: pohon cemara menari-nari
4. Citraan perabaan: citraan yang diungkapkan lewat indera peraba
    Contoh: tangannya sebesar kayu trambesi
5. Citraan penciuman: citraan yang diungkapkan lewat indera penciuman
    Contoh: wangi rambut bergelut dihidungku
6. Citraan pengecapan: citraan yang diungkapkan lewat indera pengecapan
    Contoh: dimeja makan ku kecap pahitnya kopi kehidupan
7. Citraan suhu: citraan yang diungkapkan keadaan suhu sekitar
    Contoh: panas negeri ini telah mengeringkan semangat untuk hidup rakyatnya
8. Citraan lingkungan: citraan yang mencerminkan keadaan lingkungan tertentu.
    Contoh: mahkota ini ku tinggalkan / cangkul dan parit akan menggali kehidupanku

                            Pecahan Ratna
                                            Karya: Aoh K. Hadimatja

Kutahu pohonku takkan berbuah
Tapi berdosakah kau, kalau ku bawakan
Air selalu menyiramimu
Hingga pohon berdaun rimbun
Tempat aku mencari lindung dihari
        Berdosakah aku bersandar ke batang yang kuat
        Berakar melihat tamasya yang molek berdandan
        Menyambut fajar kala Illahi
Berdosakah aku kalau burungku kecil hinggap didalam
rompak menyanyi sunyu melega hati
Berdosakah aku kalau embun jauh bertaburan dipohonku
Rindu mengikat musafir lalu?
        Berdosakah aku kalau dimalam sepi bulan
        Menari berlincak-lincak diatas pohon ku sendu
        Dosakah, dosakah wahai teman, kalau beringin
        tumbuh ditaman indah tidak berbuah pula?
        Hanya ucapan punjangga nan ku ulangi
        Berbahagialah dosa demikian?






Bahasa Indonesia (X.1)
Selasa,
7 April 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Sastra Klasik

Pengertian
Sastra klasik, sastra lama, atau sastra tradisional adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme kedalam sastra itu. Dalam ukuran waktu, sastra klasik (nusantara) dibatasi sebagai sastra yang berkembang sebelum tahun 1920an, yakni rentang waktu sebelum lahirnya sastra angkatan balai pustaka.

Ciri-ciri sastra klasik
KArya sastra (melayu) klasik adalah jenis sastra yang berkembang pada masa masyarakat melayu tradisional. Secara umum, bentuk karya sastra, melayu lama, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Nama penciptanya tidak diketahui (anonim) karena itu, karya sastra lama merupakan milik masyarakat itu sendiri.
2. Bersifat pralogis, mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.
3. Bekembang secara statis dan mempunyai rumus yang baku, dalam bentuk prosa, misalnya kata-kata klise, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon dan sejenisnya. Disamping itu, satra melayu klasik dipenuhi pula dengan berbagai ungkapan peribahasa, dan aneka jenis majas.
4. Yang dikisahkan berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5. Disampaikan secara, dari mulut ke mulut karenanya tidak memiliki banyak versi. Setiap orang menyampaikan cerita itu dengan berbagai penambhan dan perubahan disana-sini sesuai dengan pemahaman orang yang bersangkutan pada cerita itu.

Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra klasik
Karya sastra klasik umumnya mengandung nilai-nilai pendidikan yang dominan. Hal ini memang dapat dipahami karena peranan karya sastra pada zaman dahulu tidak sekadar sebagai media hiburan, melainkan juga sebagai media didaktis sesungguhnya merupakan personifikasi dari kehidupan manusia. Isinya merupakan nasihat dan pelajaran, orang yang mendengarkan itu tidaklah merasa digurui 





Bahasa Indonesia (X.1)
Sabtu,
4 April 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Hasil Wawancara

Wawancara: suatu metode mengumpulkan data informasi yang dilakukan dengan cara menanyakan langsung informasi yang dibutuhkan kepada narasumber.

Stimulator: orang yang mewawancarai

Narasumber/responden/informan: orang yang diwawancarai


Langkah-langkah wawancara:

1. Menentukan topik permasalahan dan narasumber yang tepat

2. Menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan saat wawancara

3. Catatlah informasi-informasi dari narasumber dalam kata-kata kunci

4. Tulislah hasil wawancara dalam bentuk laporan atau karangan (harus objektif, tidak boleh menambah atau mengurangi hasil wawancara)


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara

1. Pertanyaan haruslah singkat-singkat

    a. Jangan mengemukakan pertanyaan panjang, lebar, dan meminta jawaban setuju atau tidak

    b. Jangan mengajukan pertanyaan yang memerlukan yang panjang-panjang dan berlangsung tiada habis

2. Bila yang diwawancai menyeleweng ke soal lain, hendaknya bawalah ia kembali ke soal pokoknya

3. Jangan menyelak bila narasumber mengemukakan sesuatu

4. Jangan cerewet dan sok tahu

5. Jangan berlaku kasar / menjilat, apalagi melawan

6. Pertanyaan-pertanyaan hendaknya tegas yang akan menghasilkan jawaban-jawabann yang menarik

7. Mencari tahu apakah teks wawancara harus diperlihatkan terlebih dahulu atau tidak

8. Mencari tahu beberapa waktu yang disediakan narasumber

9. Bila membawa tape-recorder, jangan lupa minta izin untuk menggunakannya

10. Hindari masih juga mengutik-ngutik alat, apabila responden sudah siap

11. Tidak usah membuang waktu dengan basa basi

12. Tidak perlu terus menerus menjelaskan apa yang hendak ditanyakan

13. Tetap taati bila ada yang ditanyakan responden tidak untuk disiarkan (off the record)


Cara-cara hasil wawancara:

1. Dahului dengan sebagai intro singkat (kalimat pembuka yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu sinopsis atau ikhtisar dari wawancara seluruhnya) dan kemudian melanjutkannya dengan teks seluruhnya.

2. Seperti suatu karangan hasil wawancara (terdapat kebebasan untuk menggambarkan orangnya, tempatnya dan suasananya diselingi dengan kutipan-kutipan langsung).


Tujuan Wawancara:

1. Untuk mendapatkan jawaban-jawaban atas masalah-masalah yang menarik untuk sekarang ini.

2. Untuk memperoleh pandangan dan ciri-ciri kepribadian seseorang yang sedang diberitakan.


Penggunaan kata sapaan dan acuan dalam wawancara

Kata acuan dan kata sapaan adalah kata yang diguanakn untuk menggantikan orang yang terlibat dalam komunikasi langsung dengan kata benda yang bertalian dengan status-status masing-masing.


Persamaan dan perbedaan kata acuan dan sapaan

a. Persamaan

    Sama-sama menggunakan kata benda hanya fungsinya dalam kalimat berlainan.

b. Perbedaan

    I. Acuan

        a. Dipakai untuk orang I, II, dan kadang-kadang orang III

        b. Menduduki semua fungsi dalam kalimat

    Contoh:

    - Bapak (saya) baru saja pulang dari kantor, kalu ada tamu jangan mengganggu bapak (=saya), ya!

    - Ibu (engkau) mau kemana? boleh Nani (=saya) ikut?

    - Tini (=saya) harus menyelesaikan karya tulis untuk Bambang

    II. Kata Sapaan

        1. Berfungsi sebagai sapaan yang terdiri sendiri

        2. Digunakan untuk orang II

        Contoh: 

        - Bagaimana keadaanmu, Tono?

        - Saudara-saudara, sekarang kita akan memasuki acar kedua

        - Dimana kita bisa mengadakan pertemuan sore ini, Tini?


Macam-macam pronomia personalia (kata ganti orang)

Orang I - Tunggal (aku, daku, ku-, -ku) - Jamak (kami, kita)

Orang II - Tunggal (engkau, kamu, kau-, -mu, anda) - Jamak (kamu, sekalian, anda sekalian)

Orang III - Tunggal (ia, dia, -nya, beliau) - Jamak (mereka)




Bahasa Indonesia (X.1)

Kamis,

5 Maret 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menyusun Teks Pidato

Piadto adalah suatu bentuk berkomunasi lisan yaitu berbicara didepan umum atau didepan orang banyak.

Berdasarkan tujuannya pidato dibedakan atas:
a. Persuasif: bertujuan untuk menghimbau, mengajak atau membujuk audiens mengikuti gagasan (orang yang ahli berpidato)
b. Naratif: bertujuan menyampaikan informasi ke audiens
c. Argumentasi: bertujuan menyampaikan tentang gagasan orator kepada audiens
d. Ekposisi: bertujuan memaparkan / memjelaskan informasi kepada pendengar (reaksi yang diharapkan yaitu pemahaman terhadap apa yang diuraikan / disampaikan
e. Agitasi: bertujuan membakar semangat audiens untuk melakukan sesuatu

Beberapa metode pidato:
1. Metode serta merta (importu)
    Metode ini dapat dilaksanakan oleh orang yang sudah terbiasa berbicara didepan umum. Ia dapat mempergunakan metode ini berdasarkan pengalaman dan keluasan pengetahuan sehingga tanpa persiapan khusus dapat menyampaikannya.
2. Metode ekstemporal
    Pembicara menyampaiakan pokok-pokok atau garis besar hal yang akan dibicarakan, hal ini dipergunakan oleh pembicara untuk mengingatkan urutannya saja. Sedangkan uraiannya disesuaikan dalam situasi yang dikehendaki pembicara.
3. Metode naskah
    Pembicara menyampaikan pidato dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan sebelumnya biasanya dalam berpidato yang bersifat resmi.
4. Metode menghafal
    Pembicara menghafal naskah yang sudah disiapkan sebelumnya oleh karena itu pembicara harus mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh sitausi dan keadaan sekitar / pendengar. Sebab kalau tidak hafal akan menimbulkan panik dari pembaca.

Adapun langkah-langkah menyusun pidato sebagai berikut:
1. Meneliti masalah
2. Menganalisis tempat
3. Menganalisis pendengar
4. Menetapkan tujuan pidato
5. Mempersiapkan bahan
6. Menyusun kerangka pidato
7. Menyusun teks pidato





Bahasa Indonesia (X.1)
Kamis,
26 Februari 2009/

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk membujuk pembaca / mengajak pembaca agar mau membuat sesuatu seperti kemauan penulis.

Tujuan: mempengaruhi pembaca untuk membuat sesuatu sesuai dengan keinginan pengarang.

Ciri-ciri karangan persuasi:

- Memberikan suatu keinginan, suatu konsep, dan mengajak pembacanya

- Mempengaruhi pembaca hingga pembaca mengikutinya

- Memberikan suatu keyakinan yang membutuhkan bukti yang kuat & berbentuk propaganda

- Tidak mengambil bentuk paksaan

- Dapat berupa penggambaran, penjelasan, pemberi alasan pembaca

Langkah-langkah menyusun karangan persuasi:

- Penetapan topik

- Menentukan tujuan

- Mengumpulkan bahan

- Menyusun kerangka tulisan

- Membuat analisa sintesa

- Penutup

Contoh:

* Topik - Mari Olahraga

* Tujuan - Mengajak para pembaca agar membiasakan diri untuk menjaga jasmani & rohani

* Kerangka karangan:

    I. Jenis-jenis olahraga

        - dilihat dari fungsinya:

            1.1 Olahraga untuk kesehatan fisik dan mental

            1.2 Olahraga untuk menyalurkan hobi

            1.3 Olahraga mencapai prestasi

            1.4 Olahraga untuk mencari uang

        - dilihat dari segi biaya dan peralatan:

            1.5 Olahraga tanpa biaya

            1.6 Olahraga dengan biaya murah

            1.7 Olahraga dengan biaya mahal

    II. Sebab-sebab orang perlu olahraga

        2.1 Untuk menjaga kondisi fisik agar tetap sehat & kuat

        2.2 Untuk menghilangkan kepenatan jiwa

        2.3 Untuk mengisi waktu luang

        2.4 Untuk menyalurkan hobi

        2.5 Untuk mengembangkan bakat

    III. Akibat-akibat yang dapat kita rasakan sesudah olahraga

        3.1 Badan menjadis ehat, terhindar dari kegemukan

        3.2 Waktu luang dimanfaatkan

        3.3 Hobi tersalurkan

        3.4 Dapat berkembang, dapat menimbulkan prestasi

        3.5 Pikiran yang lebih jenuh menjadi segar

    IV. Marilah kita berolahraga untuk kesehatan jiwa dan raga

        4.1 Carilah jenis olahraga yang sesuai

        4.2 Usahakan olahraga secara periodik dan berkesinambungan sesuai dengan kondisi masing-masing


Konjungsi yang dapat digunakan dalam karangan persuasi. Konjungsi atau kata sambung adalah kata tugas yang meghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa dalam suatu kalimat.

* Konjungsi intra kalimat dibagi menjadi 2 bagian:

    - Konjungsi Koordinatif, adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih dengan kedaua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama. Anggota dari kelompok itu adalah:

Dan menandai hubungan penambahan

Atau menandai hubungan pemilihan

Tetapi menandai hubungan perlawanan

Perhatikan contoh berikut:

1. Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu

2. Aku yang datang kerumahmu atau kamu yang datang kerumahku

3. Sebenarnya Kartini pandai, tetapi malas

    - Konjungsi Subordinatif, adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih & klausa itu tidak memiliki status sintaktis yang sama.

Berikut ini adalah kelompok-kelompok konjungsi subordinatif

1. Konjungsi subordinatif waktu:

    Sesudah, setelah, sehabis, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai.

2. Konjungsi subordinatif syarat:

    Jika, kalau, jikalau, manakala, asalkan, bila

3. Konjungsi subordinatif pengandaian:

    Andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya

4. Konjungsi subordinatif tujuan:

    Agar, supaya, agar supaya, biar

5. Konjungsi subordinatif konsensif:

    Biarpun, meski (pun), sekalipun, walau (pun), sungguh pun, kendati (pun)

6. Konjungsi subordinatif pemiripan:

    Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana

7. Konjungsi subordinatif penyebaban:

    Sebab, karena, oleh karena

8. Konjungsi subordinatif pengakibatan:

    (se) hingga, sampai (-sampai), maka (nya)

9. Konjungsi subordinatif penjelasan:

    Bahwa

10. Konjungsi subordinatif cara:

    Dengan

    - Konjungsi Korelatif

Baik ........ maupun

Apakah ...... atau

Entah ....... entah

Jangan ..... pun

Tidak hanya ...... melainkan




Bahasa Indonesia (X.1)

Selasa,

14 Februari 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan,
contoh: bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan tujuan paragraf argumentasi:
"Meyakinkan pembaca sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan keyakinan kita benar."

Ciri-ciri paragraf argumentasi:
1. Mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan keyakinan kita benar.
2. Memberi contoh, grafik, dll itu untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3. Bahasanya rasional dan objektif
4. Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan
5. Menggunakan pola deduksi, induksi, sebab-akibat, akibat-sebab & perbandingan

Langkah-langkah mengarang argumentasi:
- Menentukan topik
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan bahan
- Membuat kerangka karangan (out line)
- Menarik kesimpulan
- Penutup

"Topik" berasal dari bahasa yunani " Topoi" (tempat) - pokok karangan. Sedangkan "Tema" bahasa yunaninya "Tithenal" (menempatkan) - suatu perumusan dari topik yang dijadikan landasan penyusunan karangan.
Contoh:
*Tema - pengaruh transmigrasi untuk meningkatkan hidup masyarakat
*Topik - transmigrasi
*Tujuan - meyakinkan masyarakat bahwa dengan bertransmigrasi mereka mempunyai harapan tentang hidup yang lebih baik lagi dimasa mendatang
*Mengumpulkan bahan - melakukan pengamatan, penelitian, kesaksian
*Kerangka (out line) -
    1. Hakekat transmigrasi
        a. Apa transmigrasi?
        b. Bermacam-macam jenis transmigrasi
        c. Daerah-daerah yang dijadikan objek transmigrasi
        d. Prosedur & syarat untuk mengikuti transmigrasi
        e. Hak & kewajiban para transmigrasi
    2. Sebab-sebab perlunya diadakan transmigrasi
        a. Penyebab penduduk
        b. Meningkatkan kehidupan masyarakat kecil
        c. memeratakan pembangunan negara
        d. Meningkatkan income, perkapita rakyat Indonesia
    3. Akibat yang terjadi dengan diselenggarakan transmigrasi
        a. Penduduk Indonesia tersebar merata tidak memusat / mengumpul di pulai Jawa
        b. Kehidupan rakyat kecil meningkat
        c. Terjadi pemerataan dalam pelaksanaan pembangunan negara
        d. Pengangguran berkurang
        e. Terjadi interaksi dengan penduduk sekitar lokasi transmigrasi
        f. Petani kecil mempunyai harapan untuk menjadi pemegang otonom dibahan garapan terutama peserta transmigrasi PIR (Perusahaan Inti Rakyat)
        g. Impian rakyat kecil untuk memiliki tanah pertanian sendiri terpenuhi
    4. Meyakinkan masyarakat untuk ikut transmigrasi
        a. Menarik kesimpulan, dapatbdilakukan dengan cara deduktif / induksi
        b. Penutup, penulis meyakinkan pembaca bahwa dengan ikut transmigrasi berarti mengubah tingkat hidup menjadi lebih baik

Penggunaan kata penghubung dalam paragraf argumentasi:
*Penghubung antar kalimat
1. Kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda ataupun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya
2. Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau kalimat sebelumnya: 
Meskipun demikan / begitu, kemudian, sudah itu, setelah itu, selanjutnya
3. Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain diluar dari yang telah dinyatakan sebelumnya:
Tambahan pula, lagi pula, selain itu.
4. Mengacau kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya: Sebaliknya
5. Menyatakan keadaan yang sebenarnya:
Sesungguhnya, bahwasanya.
6. Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya:
Malahan, bahkan.
7. Menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya (akan):
Tetapi, namun.
8. Menyatakan keeklusifan dari hal yang menyatakan sebelumnya:
Kecuali itu.
9. Menyatakan konsekuensi:
Dengan demikian.
10. Menyatakan akibat:
Oleh karena itu, Oleh sebab itu.
11. Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya:
Sebelum itu.





Bahasa Indonesia (X.1)
Selasa,
3 Februari 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Merangkum Seluruh Isi Informasi Teks Buku dari daftar Isi dan Indeks

* Daftar isi, adalah lembar halaman yang menjadi petunjuk pokok isi buku beserta nomor halaman.

* Indeks, adalah suatu daftar yang memuat istilah, nama-nama pengarang, nama -nama tempat, dan seterusnya yang disebut dalam karangan.

Indeks ini disusun menurut urutan alfabet agar mudah dipergunakan dibelakang tiap istilah yang terdapat didalam indeks tersebut dicantumkan pula angka-angka yang menunjukkan dihalaman mana keterangan atau uraian mengenai istilah itu dapat dijumpai, misalnya didalam daftar indeks terdapat kata kultukreins 34,67 dan 100 maka itu berarti kata kultukreins beserta penjelasannya dapat ditemukan dihalaman 34.67 dan 100 pada karangan tersebut.

- Indeks Majalah, artikel dalam majalah-majalah merupakan bahan-bahan mutakhir yang penting tetapi artikel ini didaftarkan dalam kartu log. Hanya nama majalah itu sendiri yang dapat dimasukkan dalam kartu kata log untuk mencari artikel yang terdapat dalam majalah publikasi lainnya maka oleh redaksi biasanya dibuat daftar tentang semua artikel yang pernah ditulis dalam majalah tersebut dinamakan indeks majalah.

- Indeks Harian, pada umumnya artikel-artikel harian tidak dimasukkan kedalam daftar indeks tetapi ada beberapa harian terkenal biasanya memuat indeks bagi artikel-artikel dan berita-berita yang memuat dalam harian tersebut. Oleh karena itu, sebagai bahan perbandingan dapat digunakan bahan-bahan surat-surat kabar biasanya memuat berita-berita yang sama pada tanggal yang sama.




Bahasa Indonesia (X.1)

Selasa,

27 Januari 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

PUISI LAMA

 Berikut ini adalah jenis-jenis puisi lama

a. Mantra, adalah puisi yang diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib. Irama bahasa sangat penting untuk menciptakan nuansa magis. Mantra timbul dari kepercayaan animisme pada setiap berbagai maksud orang-orang dulu membujuk roh-roh dengan mantra-mantra misalnya, pada waktu berburu rusa. Mereka mengucapkan mantra terlebih dahulu agar buruannya mudah ditangkap. Berikut petikan mantranya

Sirih lontar pinang lontar

Terletak diatas penjuru

Hantu buta, jembalang buta

Aku mengangkatkan jembalang rusa


b. Pantun, merupakan puisi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. terdiri atas 4 baris

2. tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata

3. dua baris pertama disebut sampiran, dua baris kedua disebut isi pantun

4. pantun mementingkan rima akhir dengan pola / abab / bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan bunyi baris keempat

Contoh:

Sikap sonohong

Gelana ikan duri

Bercakap bohong

Lama-lama mencuri

    Gunung daik timang-timang

    Tempat kera berulang ali

    Budi yang baik kenang-kenangan

    Budi yang jahat buang sekali


c. Pantun berkait (seloka), pantun berkait adalah pantun yang terdiri atas beberapa bait yang satu dengan yang lainnya sambung-menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dari baris ketiga pada bait kedua dan ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya.

Contoh:

Sarang garuda di pohon beringin

 Buah kamuning didalam puan

Sepucuk surat dilayangkan angin

Putih kuning sambutlah tuan


Buah kemuning didalam puan

Dibawa dari indra giri

Putuh kuning sambutlah tuan

Sambutlah dengan si tangan kiri


Dibawa dari indra giri

Kabu-kabu dalam perahu

Sambutlah dengan si tangan kiri

Seorang makhluk janganlah tahu


d. Talibun, adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun itu enam baris, maka tiga baris pertama merupakan sampiran, dan tiga baris berikutnya merupakan isi.

Contoh:

Kalau anak pergi ke pekan 

Yu beli belanak beli

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan

Ibu cari sanak pun cari

Induk semang cari dahulu


e. Pantun kilat, atau karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua disebut isi.

Contoh:

Gendang gendut, tali kecapi

Kenyang perut, senanglah hati


Pinggan tak retak, nasi tak dingin

Tuang tak hendak, kami ta ingin


Sudah gaharu, cendana pula

Sudah tahu, bertanya pula


f. Gurindam, atau sajak peribahasa merupakan puisi yang bercirikan sebagai berikut:

1. terdiri dari dua baris

2. rumus rima akhirnya / aa / 

3. baris pertama merupakan syarat, baris kedua merupakan akibat dari yang disebutkan pada baris pertama

4. berisikan ajaran, budi pekerti, atau nasihat keagamaan

Gurindam yang terkanal adalah kumpulan gurindam karangan pujangga melayu klasik Raja Ali Haji dengan namanya, "Gurindam dua belas" Gurindam tersebut terdiri atas dua belas pasal dan berisi kurang lebih 64 buah gurindam.

Contoh:

Barang siapa meninggalkan zakat

Tiadalah artinya boleh berkat

Barang siapa berbuat fitnah

Ibarat dirinya menantang panah


G. Syair, merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan arab. Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. terdiri atas 4 baris

2. tiap baris terdiri 8 sampai 10 suku kata

3. tidak memiliki sampiran, semuanya merupakan isi

4. berima akhir a-a-a-a

Contoh: 

Diriku lemah anggota ku layu

Rasakan cinta bertalu-talu

Kalau begini datangnya selalu

Tentulah kakanda berpulang dahulu





Bahasa Indonesia (X.1)

Kamis,

27 November 2008.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

CERPEN

Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.

Perbedaan Cerpen dan Novel:

Cerpen;

- alur lebih sederhana.

- tokoh yang dimunculkan beberapa orang.

- latar dilukiskan hanya sebentar & sesaat

- tema mengupas masalah yang relatif sederhana

Novel;

- alur lebih rumit dan panjang, ditandai oleh perubahaan nasib pada diri sang tokoh.

- tokoh lebih banyak dalam berbagai karakter.

- latar meliputi wilayah geografi yang luas & dalam waktu yang lebih lama.

- tema lebih kompleks ditandai oleh adanya tema-tema bawaan.


Struktur Cerpen

A. Unsur Intrinsik: unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen

1. Tema: merupakan inti / ide dasar sebuah cerita dari ide dasar itulah kemudian cerita dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsur-unsur intrinsik seperti plot, penokohan, & latar. Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakan.

2. Alur: sambung sinambung jalannya cerita terbagi menjadi 3 bagian;

    a. alur konvensional (maju): alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal sampai akhir cerita (a-z)

    b. alur inkonvensional (mundur): jalur yang menceritakan peristiwa masa lampau / mendahulukan akhir-akhir cerita & setelah itu kembali ke awal cerita (z-a)

    c. alur campuran

3. Latar: keadaan tempat, waktu, dan kebudayaan di dalam cerita.

Setting terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. setting material; rumah, sekolah, dan tempat lainnya.

b. setting sosial; lingkungan sosial masyarakat seperti masyarakat kota dan masyarakat desa.

c. setting waktu; menunjukkan waktu berlangsungnya cerita.

d. setting budaya; menunjukkan budaya yang terdapat di dalam cerita.

4. Penokohan: cara pengarang menggambarkan karakter tokoh di dalam cerita. Penokohan terbagi menjadi 3 bagian:

a. tokoh protagonis: tokoh utama

b. tokoh antagonis: tokoh lawan

c. tokoh tritagonis: tokoh pembantu

5. Amanat: ajaran moral / pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya itu.

6. Sudut pandang: cara si pengarang mengisahkan / menceritakan suatu cerita, sudut pandang terbagi menjadi;

a. sudut pandang orang I terbagi menjadi:

    1. orang pertama sebagai tokoh utama - autobiografi

    2. orang pertama sebagai pengamat - saya , aku

b. sudut pandang orang III terbagi menajdi:

    1. orang III serba tahu ( melaporkan semua tindakan tanduk yang sangat pribadi dari pelaku

    2. orang III terarah (terpusat pada suatu karakter (dia, ia, mereka, nama orang)


B. Unsur Ekstrinsik: unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar sastra itu sendiri

1. Nilai moral: nilai yang berkaitan dengan akhlak / budi pekerti baik & buruk

2. Nilai sosial: hal-hal yang berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan masyarakat (misalnya saling memberi, menolong, dan tenggang rasa)

3. Nilai budaya: konsep menegnai masalah dasar yang sangat penting & bernilai dalam kehidupan manusia ( adat istiadat, kesenian, dll)

4. Nilai estetika: nilai yang berkaitan dengan seni keindahan dalam karya sastra (tentang nahasa, alur, & tema)

5. Nilai politik: nilai-nilai yang berisi unsur kepentingan politik



Bahasa Indonesia (X.1)

Kamis,

13 November 2008.



Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan objek dengan tujuan memberikan informasi kepada pembacanya.
Eksposisi terbagi menjadi beberapa bagian:

*Eksposisi analisis
Adalah suatu cara bernalar dengan membagi-bagi suatu objek ke dalam komponen-komponennya.
Eksposisi analisis ada 4 bagian:
1. Analisis bagian: menguraikan bagian-bagian yang kecil dan yang besar, yang khusus & umum.
    Contoh: menguraikan unsur-unsur karya fiksi berdasarkan plot, tema, perwatakan, dll.
2. Analisis fungsional: menguraikan sesuatu atas bagian-bagiannya juga menghubungkan bagian-bagian tersebut dengan fungsinya.
   Contoh: uraikan unsur-unsur intrinsik karya fiksi dihubungkan apa fungsinya tema, plot, perwatakan, penokohan, dalam karya fiksi yang jelas.
3. Analisis proses: memberikan penekanan pada tahap pelaksanaan sesuatu.
    Contoh: menganalisis proses pembuatan sepatu.
4. Analisis Kausal: menguraikan sebab-sebab dan akibat terjadinya sesuatu masalah.
    Contoh: menganalisis masalah tawuran pelajar.

*Eksposisi klasifikasi
Adalah suatu proses untuk menampilkan pengelompokkan sesuatu dengan kelasnya.
Macam-macam eksposisi klasifikasi:
1. Klasifikasi di kotonis / klasifikasi sederhana
Hanya terdiri dari 2 anggota kelas saja / hanya 2 anggota sub kelas biasanya bersifat negatif & positif.
Contoh: penyebab asma bermacam-macam (+) penyebab yang bersifat alergis dapat berasal dari debu, bulu, binatang, kapuk, makan dan lain-lain sedangkan penyebab non alergi (-) biasanya ditimbulkan aktifitas fisik seperti berlari-lari, tertawa, perubahan emosi, udara, dll. Walaupun demikian alergi terhadap zat-zat tertentu paling sering terjadi, umumnya kelainan ini bersifat menurun kalau kebetulan saluran nafas sangat rentan, penyebab asma sangat mudah terserang
2. Klasifikasi kompleks
Tiap-tiap kelas yang lebih tinggi dibagi lebih dari 2 sub kelas, ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan tiap kelas bawah tidak boleh dilakukan dengan cara negatif.
Contoh: yang dimaksud dengan zat adalah segala jenis zat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak sehingga menyebabkan perubahan-perubahan dalam diri berdasarkan cara zat itu masuk ke dalam tubuh manusia, dapat dibedakan atas:
a. zat yang dapat diminum, misal: kopi, minuman beralkohol.
b. zat yang dapat dihisap, misal: ganja
c. zat yang dapat disuntik, misal: mocfin
d. zat yang dapat ditelan, misal: pil penenang
e. zat yang dapat dihirup, misal: acetontiner

*Eksposisi perbandingan
1. Pola A + B - (Cara utuh) dalam pola ini penulis memaparkan objek pertama secara menyeluruh dalam rangka kemudian menggunakan pola secara lengkap.
Contoh: taukah engkau perbedaan antara melakukan perjalanan dengan mobil dan sepeda motor melakukan perjalanan dengan mobil tak ubahnya seperti berjalan dalam kotak, akan tetapi karena orang sudah terbiasa dengannya, kebanyakan orang tidak sadar bahawa segala sesuatu yang terlihat selama dalam perjalanan tidak lebih seperti melihat pesawat televisi. Jika kita melakukan perjalanan dengan sepeda motor tentu kita merasakan pengalaman yang berbeda. Pemandangan alam yang indah tidak lagi tersaji dalam batas kotak kaca. Pemandangan alam yang terlihat selama perjalanan dapat langsung dinikmati dengan mata telanjang. Kehadiran pemandangan yang indah langsung dirasakan.
2. Pola A/B + A/B (Bergantian) dalam pola ini penulis menguraikan bagian demi bagian dari kedua objek secara langsung sampai selesai.
Contoh: film kaset video memiliki beberapa keuntungan dibanding film layar lebar. Yang paling mencolok adalah murahnya biaya yang harus dikeluarkan untuk jenis yang pertama. Jika beberapa orang yang menonton film yang mereka inginkan. Ini tentu lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus mereka keluarkan apabila mereka menonton film di gedung biskop.
    




Bahasa Indonesia (X.1)
Selasa,
8 Nopember 2008.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan objek sesuai dengan keadaan sebenarnya, seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan apa yang ditulis dalam karangan.

Secara umum paragraf deskripsi dibedakan menjadi 2 macam:

1. Paragraf deskripsi spacial

Adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.

Contoh:

Ruang kamarnya acak-acakan, meja dan kursi tidak beraturan bahkan jungkir balik, lantai yang kusam dan penuh sampah menguatkan bahwa sudah cukup lama kamar itu tidak dijamah orang, di dinding banyak coretan bahkan ditumbuhi lumut apalagi langit-langitnya, sebagain sudah ada yang pecah dan terbuka basah karena genting yang bocor dan banyak sarang laba-labanya.

2. Paragraf deskripsi objektif

Adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.

Contoh:

Tubuhnya kurus kering, badannya digrogoti penyakit mag, mulut dan bibirnya sariawan sebesar kacang kedelai, benjolannya merah dan dipenuhi nanah, sepanjang hari matanya tidak tertutup.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat karangan deskripsi:

1. Karangan melukiskan keadaan atau keberadaan objek

2. Karangan disajikan sehidup-hidupnya sehingga daya khayal, daya bayang pembaca tumbuh dengan baik. Pembaca sudah melihat, merasakan apa yang telah dirasakan dan dilihatnya.

3. Menulis perlu mengadakan pengamatan terhadap objek

4. Deskripsi bukanlah merupakan kumpulan rincian, oleh karena itu dalam memilih rincian harus memperhatikan:

    a. rincian sesuai dengan tujuan deskripsi

    b. rincian memiliki sikap yang menonjol


Karangan Deskripsi

Narasi - Cerita (Fiksi dan Non Fiksi)

Deskripsi - Melukiskan objek (spacial = impresionistik = realitas)

                 - Melukiskan objek (objektif = ekspositorif = perasaan)

Eksposisi - Memaparkan proses

Argumentasi - Meyakinkan

Persuasi - Mengajak



Bahasa Indonesia (X.1)

Selasa,

4 November 2008.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Karangan Narasi

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.

Dalam paragaf narasi ada 3 unsur utama:

1. Tokoh-tokoh

2. Kejadian

3. Latar, ruang, dan waktu.

Berdasarkan materi perkembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni:

1. Narasi Fiksi: narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif (narasi sugestif), 

    contoh: novel dan cerpen

2. Narasi Non Fiksi: Narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, sesuatu yang ada dan benar

    benar terjadi (narasi ekspositori)

    contoh: biografi, autobiografi, laporan perjalanan, laporan kejadian


Ada beberapa cara mengembangkan paragraf narasi

a. Pola hubungan runtun peristiwa

Hubungan runtun peristiwa adalah suatu bentuk wacana cerita yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya suatu peristiwa yang diurutkan menurut rangkaian kejadian dan urutan peristiwanya

contoh:

Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan, pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan makanan pagi anak-anak. Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anak-anakku yang paling kecil....

b. Pola urutan kejadian

Pola urutan kejadian adalah yang menekankan waktu terjadinya peristiwa atau kejadian.

Contoh:

Kejadiannya begitu cepat. Aku pulang pukul 12.00 siang, pukul 12.15 aku parkir motorku dihalaman sekolah, lalu berlari ke tempat fotocopy. Pukul 12.20 selesailah KTP-ku difotocopy. Pukul 12.22 aku sudah sampai kembali ke tempat parkir motor. Dan, motorku sudah lenyap! hanya ku tinggalkan tujuh menit saja.

c. Pola hubungan mula dan akhir

Menekankannya pada penjelasan mula-mula dan akhirnya.

Contoh:

Cepat kok! mula-mula saya menyiapkan naskah majalah sekolah yang akan saya cetak. Naskah itu lalu saya bawa kebagian penerimaan naskah. Namanya pak Broto kemudian.... selanjutnya.... akhirnya tinggal menunggu proses akhir yaitu penjilidan dan pengepakkan, pengalaman saya mencetak majalah sederhana kok!



Bahasa Indonesia (X.1)

Selasa,

28 Oktober 2008.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In KAFETARIA

Ruang Namu | Cafe - Coffee Shop di Depok, Jawa Barat

Ruang namu berada di pusat kota Depok, Margonda. Tepatnya beralamat di Jl. Ciliwung No.10 RW.1, Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16432. Tidak berada persis dipinggir jalan raya, namun jangan khawatir, hanya berjarak 100 meter dari Jalan Raya Margonda.

Seperti biasa, aku tidak mereview secara detail, hanya berupa foto yang aku ambil.










Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments