In

Aku Butuh Dia


Salahkah jika aku selalu merasa sendiri? Sekelilingku ramai, tapi tidak dengan hati ini. Jauh, entah mengapa semakin jauh suasana ramai yang aku rasakan.
Aku butuh dia, butuh dia yang bisa meminjamkan pundaknya. Siapapun itu. Aku butuh dia. Aku butuh dia, aku benar-benar butuh dia! Dia sesosok itu.

Aku rindu, rindu dengan aku yang dulu. Diam tak berkata meskipun aku tahu segala hal itu.
Aku rindu, rindu dengan aku yang dulu. Munafik berdiri sendiri meski sebenarnya aku lemah.
Aku rindu, rindu dengan aku yang dulu. Berkata dusta untuk menyimpan seribu rahasia dengan kuatnya hati.
Aku rindu, rindu dengan aku yang dulu. Apapun itu.... aku rindu aku yang dulu.

Dekap aku. Atau aku akan mendekap tubuhku sendiri. Semampu ku.
Menyimpan rasa permasalahan dan sakit ini sendiri. Sulit? Entah.
Setidaknya, aku butuh dekapan Engkau ya hurabbi :( kuatkan aku. Kuatkan aku dalam memenuhi janji ku didunia ini. Kuatkan aku dalam menjalani semua ini tanpa berpaling darimu. Setidaknya kuatkan aku dalam masalah-masalah yang ku alami. Kirimkan aku dia, dia yang bisa aku percaya, dia yang aku harapkan, dia yang mau berada disampingku. Dia.

Terimakasih, terimakasih atas semua ini. Aku yakin Engkau memberiku keadaan seperti ini karena Engkau sayang padaku. Tetap beri rasa sayang itu :) jangan pernah hilangkan rasa sayang itu....

"Aku tahu apa artinya kesedihan, aku pernah mengalaminya. Percuma berdiri di sini mengenang semuanya, sepanjang hari, sepanjang tahun, tidak akan membantu. Tidak ada yang bisa membantu selain waktu. Tetapi agar waktu berbaik hati, kita juga harus berbaik hati kepadanya, dengan menyibukkan diri. Sendiri hanya mengundang rasa sesal. Sepi hanya mengundang lipatan-lipatan kesedihan lainnya." - Tere Liye

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Detik Ini






Detik ini, masih saja aku membahas hal yang sama. Pasti kalian bosan? sama seperti kata ini yang terucap darinya. Tapi aku tidak, karena kekurangan ku adalah berbicara maka dari itu aku menuulis. Aku menulis apapun yang aku rasakan, sebisa mungkin. Bahkan blog ini telah hafal betul dengan apa yang aku rasakan saat aku menulis disini. Jika aku tak mampu bercerita dan terbuka dihadapan orang, aku selalu bercerita dan terbuka disini. Setidaknya aku selalu jujur dalam menulis semua ini. Aku sangat berusaha sekali mengutamakan kejujuran.


Detik ini, masih saja aku menangisi orang yang sama. Teringat sebuah kalimat teman dekat ku yaitu Dina "Untuk apa kita menagisi orang yang jelas-jelas dia gak menangisi lu sit. Untuk apa memikirkan orang yang jelas-jelas dia gak mikirin lu sit. Untuk apa?" Kalimat itu memang benar. Benar sekali mungkin.  Jadi untuk apa? ENTAH.

Detik ini, masih saja aku menerawang pikiran kemana saja, yang jelas-jelas aku lelah. Amat lelah. Detik ini puncaknya. Berulang kali aku pasrah, tapi setiap kepasrahan itu terucap, Allah selalu memberi jalan, jalan yang harus aku tindaki. Kembali. Dan terjadi lagi. Semua selalu terulang, ini yang membuat ku lelah. Lelah :'(

Detik ini, masih saja aku mempertahankan dia. Dia yang tak tau semua hal ini. Dia yang tidak akan pernah tau isi hati dan perasaan ini. Dia yang selalu menginginkan untuk menjauh. Dia yang selalu menyimpulkan hal dengan kata "Jaga Jarak". Dia. Ya dia siapalagi -_-

Detik ini, masih saja aku menunggu. Berharap dengan setiap kejadian akan berakhir hal yang sama penyelesaiannya. Meski aku tidak tau untuk masalah sekarang. Tapi aku selalu percaya, Allah menakdirkan semua jalan yang terbaik untuk hamba-Nya. Detik ini aku mungkin berhenti berharap padanya, pada dia yang menginginkan semua ini. Tapi aku tidak akan berhenti berharap pada Allah, Harapan akn doa-doa ku, harapan akan keluh kesah ku. Setidaknya SAMPAI DETIK INI :))

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments