In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Surat Perjanjian Jual-beli



Surat perjanjian jual-beli adalah surat yang berisi kesepakatan kedua belah pihak yakni pihak pertama (penjual) dengan pihak kedua (pembeli).
Surat perjanjian jual-beli sifatnya mengikat, memiliki kekuatan hukum apalagi bila disahkan oleh notaris.
Surat perjanjian yang tidak disahkan notaris dinamakan perjanjian dibawah tangan.
Perjanjian yang sah memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Ada dua pihak yang sepakat
2. Orang yang bersepakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
3. Isi surat jelas
4. Membuat identitas pihak pertama dan kedua
5. Mencantumkan keterangan waktu, tempat, nama, dan tanda tangan kedua pihak dan saksi-saksi

Sistematika surat perjanjian jual-beli
1. Judul surat perjanjian
2. Identitas pihak I dan II
3. Isi surat (pasal-pasal)
    Pasal 1 (keterangan barang)
    Pasal 2 (keterangan harga)
    Pasal 3 (keterangan waktu)
    Pasal 4 (keterangan hak pihak I atau pihak II)
    Pasal 5 (keterangan kewajiban pihak I atau II)
    Pasal 6 (keterangan bila terjadi perselisihan)
    Pasal 7 (keterangan jumlah perjanjian yang buat)
4. Tempat dan tanggal pembuatan
5. Nama, tanda tangan pihak I, II, dan saksi-saksi





Bahasa Indonesia (XI IPA 2)
Sabtu,
12 September 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Surat Niaga


Berdasarkan isi surat dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Surat resmi
2. Surat pribadi
3. Surat niaga
4. Surat social

Surat niaga atau dagang adalah surat yang berisi tentang urusan perdagangan atau bisnis.
Surat niaga dapat dibedakan menjadi:
1. Surat penawaran
2. Surat pesanan
3. Surat pengiriman
4. Surat pengaduan
5. Surat perjanjian jual-beli
6. Surat perjanjian sewa-menyewa
7. Surat perjanjian kontrak

Bagian surat niaga memakai sistematika surat resmi yakni,
1. Kepala surat
2. Tempat dan tanggal surat
3. Nomor surat
4. Lampiran surat
5. Hal surat
6. Alamat surat
7. Salam pembuka
8. Isi surat yang meliputi paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup
9. Salam penutup
10. Nama dan tanda
11. Tembusan

Cara penulisan surat resmi
1. Kepala surat
    Bagian ini berisi: 
    - nama instansi, ditulis memakai huruf kapital
    - alamat instansi, ditulis dengan huruf kapital (hanya dipakai pada huruf pertama dalam setiap kata.
2. Tanggal surat
    Surat yang memakai kepala surat tidak memakai nama kota pada tanggal surat pada penulisan tanggal nama bulan tidak ditulis dengan angka melainkan dengan huruf, akhir penanggalan tidak memakai tanda baca. (24 Oktober 2009)
3. Nomor surat
    Penulisan nomor tidak disingkat, lalu tanda titik dua, nomor urut, kode dan tahun.
4. Lampiran surat
    Lampiran tidak disingkat, tanda titik dua, jumlah lampiran ditulis dengan huruf, bila tidak ada dihilangkan.
5. Perihal surat
    Penulisannya dirumuskan secara singkat
6. Alamat surat
    Cara penulisan:
    - tidak memakai kata "kepada"
    - kata "sapaan" tidak dipakai didepan gelar
    - kata "jalan" tidak disingkat
    - alamat ditulis dengan lengkap
    - akhir alamat tidak memakai tanda baca
    Contoh:
    Yth. Ibu Kundarti
    Jalan Laut Maluku III Nomor 13
    Depok Timur
7. Salam pembuka
    Salam pembuka yang lazim adalah "Dengan hormat"
8. Isi surat
    Isi surat dirumuskan secara singkat, jelas, lengkap, dan informatif
9. Salam penutup
    Salam penutup yang lazim "Hormat kami"
10. Tanda tangan
11. Nama terang
12. Tembusan






Bahasa Indonesia (XI IPA 2)
Selasa,
1 September 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Surat Kuasa dan Memo


Surat kuasa adalah surat yang menyatakan pengalihan kekuasaan kepada seseorang untuk bertindak atau berhak bertindak atas nama si pemberi kuasa.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat kuasa:
1. Menentukan kegiatan yang akan diberi kuasa
2. Memilih orang atau lembaga yang akan diberi kuasa
3. Menentukan batas-batas kuasa yang akan dilimpahkan
4. Mencantumkan tempat dan tanggal pembuatan surat kuasa
5. Menulis surat kuasa diatas kertas segel atau dibubuhi materai secukupnya
6. Memberikan kuasa kepada seseorang yang dapat dipercaya
7. Orang yang memberi dan menerima kuasa harus sudah dewasa, serta sehat rohani dan jasmani
8. Orang yang memberi dan menerima kuasa harus menandatangani surat tersebut agar surat dianggap sah.

Berdasarkan isinya surat kuasa terbagi menjadi:
1) surat kuasa pribadi
2) surat kuasa resmi (instansi, organisasi, bisnis)

Sistematika penulisan
1) surat kuasa pribadi

















2) surat kuasa resmi

















Keterangan:
1. Kepala surat: nama organisasi alamat organisasi
2. Judul surat
3. Identitas pemberi kuasa
4. Identitas penerima kuasa
5. Isi (harus singkat tapi jelas)
6. Tempat dan tanggal pembuatan
7. Nama dan tanda tangan pemberi dan penerima kuasa

Memo adalah pesan singkat yang ditulis oleh atasan kepada bawahan atau kepada teman sejawat.

Berdasarkan isinya memo pun terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Memo pribadi
b. Memo resmi

Sistematika penulisan
a. Memo pribadi

















b. Memo resmi

















Keterangan: 
1. Kepala surat (nama instansi dan alamat instansi)
2. Judul memo
3. Kepala memo (pemberi memo dan penerima memo)
4. Isi memo (singkat dan jelas)
5. Kaki memo (tempat dan tanggal, tanda tangan, nama)






Bahasa Indonesia (XI IPA 2)
Sabtu,
29 Agustus 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In

Mengembangkan Cerita Berdasarkan Hasil Membaca

Mengembangkan pengalaman hasil membaca dapat menggunakan teknik sbb:
1. Pengembangan karangan
  a. Berdasarkan urutan waktu yaitu pengembangan karangan yang diawali keterangan waktu misalnya, dewasa ini...., pada tahun lalu...., pada zaman itu...., sekarang ini...., ketika itu...., dll
    b. Berdasarkan urutan tempat biasanya diawali dengan keterangan tempat
    c. Berdasarkan urutan penalaran yaitu pengembangan karangan berdasarkan pola umum - khusus, khusus - umum
    d. Berdasarkan unsur kepentingan yaitu dari yang paling penting ke hal yang kurang penting
2. Menggunakan penalaran yang tepat
    a. Penalaran deduktif (umum-khusus)
    b. Penalaran induktif

Penalaran deduktif
Proses bernalar yang didasarkan pada prinsip, teori, hukum secara umum untuk mengambil kesimpulan secara khusus. Penalaran deduktif disebut juga silogisme.
Silogisme adalah proses bernalar untuk mengambil kesimpulan berdasarkan premis / pernyataan umum, dan premis khusus.
Syarat mengambil kesimpulan silogisme:
1) premis benar
2) penalaran benar
Contoh:
Premis umum: semua profesor pandai
Premis khusus: Pak Wijaya seorang profesor
Kesimpulan: jadi, Pak Wijaya pandai

Premis umum: unggas berkembang biak dengan bertelur
Premis khusus: burung adalah unggas
Kesimpulan: jadi, burung berkembang biak dengan bertelur

Premis umum: pelajar harus mematuhi peraturan sekolah
Premis khusus: saya seorang pelajar
Kesimpulan: jadi, saya harus mematuhi peraturan sekolah

Silogisme terbagi menjadi 4:
1) silogisme katagorial
Silogisme yang premis umumnya berusaha untuk menggolongkan, mengelompokkan.
A = B
C = A
C = B
C = B = C = A
Semua golongan tertentu A memiliki sifat tertentu pula B apabila C bagian dari A maka C memiliki sifat B.
2) silogisme disjungtif
Penalaran deduktif yang premis umumnya menidakkan, mengingkatkan.
P1: penderita diabet tidak boleh makan makanan yang berasal dari tepung
P2: kakek penderita diabet
K: kakek tidak boleh makan makanan yang berasal dari tepung 
3) silogisme hipotesis
Penalaran deduktif yang mana premis umumnya berupa pengandaian ciri-ciri memakai kata (jika, kalau, apabila)
P1: jika rajin belajar, pasti naik kelas
P2: Irwan rajin belajar
K: Irwan pasti naik kelas 
4) silogisme alternatif
Penalaran deduktif yang mana premis umumnya berupa pilihan ciri-ciri memakai kata atau.
P1: wali kelas bertanya "Adi pilih jurusan IPA atau IPS"
P2: Adi mengambil jurusan IPA
K: Adi tidak masuk jurusan IPS

Penalaran induktif
Suatu proses bernalar yang berdasarkan pada prinsip teori, hukum secara khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum. Penalaran induktif dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
1. Penalaran generalisasi
Penalaran induktif yang menggunakan banyak data, fakta yang pantas digunakan sebagai dasar dan mengandung kebenaran
Contoh: 
Mata pencaharian kota elok beraneka ragam. Setelah diadakan pendataan diperoleh data sbb:
10% bekerja sebagai pegawai pemerintah
9% bekerja sebagai wiraswasta
70% bekerja sebagai pegawai swasta
10% bekerja sebagai buruh bangunan
1% tidak memiliki pekerjaan
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian kota elok adalah sebagai karyawan swasta
2. Penalaran analogi
Adalah suatu proses bernalar secara induktif dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda jenisnya, namun memiliki kesamaan fungsi.
Contoh:
Otak manusia ibarat sebilah pisau, otak manusia yang cerdas tidak akan memperoleh prestasi apabila tidak belajar dan berlatih, demikian pula dengan sebilah pisau yang tajam akan menjadi tumpul apabila tidak diasah. Sebaliknya orang yang IQ nya sedang-sedang saja akan memperoleh prestasi bila rajin belajar. Demikian halnya dengan sebilah pisau yang tumpul akan menjadi tajam bila sering diasah. Dengan demikian bila kita ingin berprestasi hendaknya seperti pisau yang diasah.
3. Penalaran kausal (sebab-akibat) (akibat-sebab)
Adalah hubungan ketergantungan 2 hal atau lebih, artinya suatu hal sebagai akibat akan terjadi apabila sebab, demikian sebaliknya ada sebab ada akibat.
Contoh:
Dua hari berturut-turut hujan deras mengguyur kota Jakarta. Saluran air dimana-mana tidak lancar. Penduduk yang tidak bertanggungjawab membuang sampah ke sungai. Sampah memenuhi sungai sehingga tersumbat. Akhirnya terjadi bencana banjir di kota Jakarta.




Bahasa Indonesia (XI IPA 2)
Senin,
10 Agustus 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In KAFETARIA

Kopi Magma | Cafe - Coffee Shop di Depok, Jawa Barat



Berada di Depok bagian barat tepatnya di Jl. Raya Krukut No.67 Kecamatan Limo - 16514. Siapa yang sama kayak aku? punya poin penting buat untuk datang kembali ke suatu tempat, apalagi untuk yang ingin seharian ada disini, ya! poin penting itu sendiri adalah mushola yang disediakan di tiap tempat yang aku kunjungi, dan magma menyediakannya.
Ini beberapa menu yang aku pesan, namun tidak semua sempat aku foto.
Ice americano (3)
Ice tea
Nasi iga bakar (2)
Tahu tepung magma
Lychee smoothies
Air mineral dingin (4)
Aqua + es batu
Es kopi magma gula aren
Cireng
Caramel float coffee
French fries
Tahu lada garam
Eh itu kok ada air mineral dan aqua, bukannya sama? Karena kami datang beberapa menit setelah jam buka, air mineral kemasan sedang kosong, tapi mbak disana menawarkan air mineral yang disediakan dengan gelas. Dan baru menyadari saat di rumah melihat struk ternyata air mineral 4 gelas itu tidak dimasukkan dalam bil, ah terima kasih banyak 🖤

Seperti biasa, aku tidak mereview secara detail, hanya berupa foto yang aku ambil. 






Rindang bukan? Btw, untuk kesini gak perlu siapin obat nyamuk oles kayak biasanya. Karena magma menggunakan alat perangkap nyamuk 😍😭🙏

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN CERPEN

Mengungkapkan Topik Tertentu dari Hasil Membaca

Tujuan:
- Mendata pokok-pokok informasi dalam artikel / buku
- Merangkum isi artikel / buku
- Menyampaikan secara lisan

Membuat intisari artikel / buku
Setiap bacaan dapat kita ambil intisarinya, tema dan manfaatnya. Cara pembuatan intisari buku / artikel pada dasarnya sama dengan membuat intisari sambutan / bacaan yang lain.
Cara pembuatan intisari hendaknya memperhatikan hal berikut:
1) Berdasarkan gagasan utama paragraf
2) Menghubungkan gagasan satu dengan gagasan yang lain
3) Menghilangkan gagasan pendukung
4) Tidak menambah pikiran sendiri (opini)
5) Langkah pembuatan baca cepat, menangkap isi secara global, menangkap tema, tentukan pokok pikiran paragraf, buat intisari.

Menyampaikan uraian hasil membaca
Hasil membaca yang akan disampaikan baik yang lisan maupun tulisan harus sesuai dengan isi teks aslinya. Kalimat yang digunakan efektif jelas, tepat, dengan bahasa yang baik dan benar.
Unsur bacaan yang perlu dilaporkan
a. Judul: ....
b. Nama pengarang / sumber: ....
c. Tahun terbit: ....
d. Penerbit: ....
e. Ringkasan isi artikel / buku: ....




Bahasa Indonesia (XI IPA 2)
Sabtu,
8 Agustus 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Merangkum Pembicaraan dan Kegiatan Wawancara

Kompetensi dasar kelas XI Semester 1:

1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara


Tujuan:

* Mencatat pokok-pokok isi wawancara

* Merangkum isi wawancara


Mencatat pokok-pokok isi wawancara

Mencatat isi pembicaraan dalam wawancara tertumpu pada pertanyaan dan jawaban dari pewawancara dan narasumber. Namun tidak setiap pertanyaan mengandung satu informasi, ada kalanya beberapa pertanyaan dan jawaban baru kita dapatkan informa.


Menyimak wawancara

Agar berhasil memperoleh informasi pada saat menyimak wawancara hindari hal berikut:

1. Mendengar sebagian-sebagian

2. Mengingat beberapa fakta saja

3. Emosional

4. Supersensitif 

5. Apriori (menganggap sesuatu tak penting) 

6. Mengkritik pembicaraan

7. Bersikap pura-pura

8. Menyerah pada gangguan

9. Mendengar sambil menulis 

10. Tidak konsentrasi


Merangkum pembicaraan dalam wawancara 

               Laporan Menyimak Wawancara

Hari dan tanggal: 

Nama TV / Radio: 

Jam Tayang:

Topik Pembicaraan:

Narasumber:

Isi pokok wawancara:




Bahasa Indonesia (XI IPA 2)

Sabtu,

1 Agustus 2009








Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Membuat Latar Belakang

Latar belakang

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya rokok

2. Meningkatnya jumlah pengkonsumsi rokok

3. Kurang tegasnya pemerintah dalam pengawasan

4. Kurangnya kesadaran dalam hidup sehat


          Kesehatan merupakan pola hidup utama yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebenarnya mudah untuk dilakukan, namun kurangnya kesadaran dalam berlaku hidup sehat menjadikan ini semua berat untuk ditangani. Para anak-anak, remaja, maupun orang dewasa perlu perhatian dari orang lain untuk berlaku hidup sehat.

          Belum lagi, lingkungan sekitar yang tak lagi berteman dengan kita, cuaca yang tak teratur sehingga membuat kesehatan terganggu. Udara yang sering terhirup tak lagi 100% bersih, disana-sini telah banyak pengkonsumsi rokok. Asap yang ditimbulkan perokok yang tak sengaja terhirup merupakan salah satu yang membuat kesehatan terganggu.

          Tak lain kita bisa disebut sebagai perokok pasif, yang bisa menimbulkan bahaya tersendiri. Seharusnya pemerintah tegas dalam menegakkan hukum yang sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan. Namun, kurangnya pengawasan dari pemerintah semakin merebaknya pengkonsumsi rokok. Padahal hal ini sangat merusak kesehatan, bahkan bisa menimbulkan kematian.

          Masalah lainnya timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya rokok. Terlebih orang yang tidak tahu bagaimana rasa dan nikmatnya rokok menerima dampaknya. Sangatlah penting hal ini untuk segera ditangani.





Latihan Bahasa Indonesia (X.1)

Sabtu,

14 November 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Mendengarkan Sambutan / Khotbah

 Kompetensi dasar kelas XI Semester 1:

1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan


Tujuan:

• Mencatat pokok-pokok isi berita

• Membuat inti sari sambutan

• Menyajikan kembali isi sambutan / khotbah


Pengungkapan lisan:

Berita (metode) naskah

Ceramah (metode) lisan

Sambutan (metode) impromtu 

Khotbah (metode) ekstemporal 


Sambutan / khotbah pada umumnya memiliki sistematika

1. Pendahuluan / pengantar (salam, sapaan, ucapan syukur, tema)

2. Isi 

3. Penutup (harapan dan ajakan, ucapan terima kasih, salam penutup


Menentukan pokok-pokok isi sambutan

Menentukan pokok isi sambutan pada dasarnya sama dengan menentukan gagasan utama sebuah paragraf. Yaitu dengan cara membuang gagasan pendukung, mengambil gagasan utama.


Membuat intisari sambutan

Sambutan yang telah disampaikan pembicara dapat kita sajikan ke dalam bentuk yang lebih singkat yakni ringkasan, ikhtisar, dan skema.

Ringkasan adalah penyajian secara singkat, tetapi tetap mempertahankan urutan isi, sudut pandang, dan perbandingan secara proporsional.

Ikhtisar adalah penyajian secara singkat, namun tidak mempertahankan urutan isi, sudut pandang dan perbandingan karangan namun langsung pada inti masalah.

Skema adalah penyajian singkat dalam bentuk bagan / kerangka.


Langkah-langkah membuat intisari

1. Mendengarkan secara cermat untuk menangkap apa temanya!

2. Mendata gagasan utama

3. Menyajikan gagasan utama ke dalam kalimat tunggal 

4. Membuat kerangka draft

5. Mulai membuat intisari 




Bahasa Indonesia (XI IPA 2)

Sabtu,

25 Juli 2009.





Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Cerita Pendek (CERPEN)

Pengertian cerpen
Cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang isinya merupakan kisah pendek yang mengandung kesan tunggal.
Ciri-cirinya: 
1. Panjang kisahan lebih singkat daripada novel
2. Alur ceritanya cepat
3. Berfokus pada suatu klimaks
4. Memusatkan cerita pada tokoh tertentu, waktu dan situasi tertentu
5. Sifat tikaiannya dramatik yaitu berintikan pada pembenturan yang berlawanan
6. Tokoh atau tokoh-tokoh ditampilkan dari latar belakang melalui lakukan dalam situasi

Bentuk cerpen
a. Cerita pendek yang panjang
b. Cerita pendek yang pendek

Jenis-jenis cerpen 
a. Cerpen watak: menggambarkan salah satu aspek
Contoh: "Arsan" oleh Trismo Sumardjo yang melukiskan watak ketidakpedulian seorang pelukis
b. Cerpen plot: menekankan terjadinya suatu peristiwa yang amat mengesankan
Contoh: "Di Medan Perang Lelaki dan Mesiu" oleh Trisnoyuwono
c. Cerpen tematis: menekankan pada unsur tema atau permasalahan yang biasanya cukup berat untuk dipikirkan
Contoh: "Icih" oleh Ali Haudah
d. Cerpen suasana: membaca cerpen semacam ini seolah-olah tidak ada ceritanya namun pembaca terbius oleh suasana yang digambarkan pengarang
Contoh: "Seribu Kunang-kunang di Manhattan" oleh Umar Kayam
e. Cerpen setting (fiksi warna lokal): pengarang lebih banyak menguraikan latar belakang tempat terjadinya cerita
Contoh: "Umi Kalsum" oleh Djamil Suherman

Unsur-unsur cerpen
1. Plot (alur cerita)
2. Penokohan & Karakter
3. Tema (pokok pembicaraan)
4. Setting (tempat terjadinya cerita)
5. Suasana cerita: patriotik, murung, gembira, misterius
6. Gaya cerita: cara khas pengungkapan seseorang misalnya gaya ceritanya lembut penuh perasaan, gaya penceritaan pengarang yang pemberontak penuh bahasa yang keras dan tegang
7. Sudut pandang penceritaan

Cara menulis cerpen
Salah satu teknik menulis suatu cerpen adalah merekayasa ringkaian cerita menjadi unik, baru dan tentu saja tidak ada duanya
a. Paragraf pertama yang mengesankan
Selain judul, paragraf pertama adalah etalase sebuah cerpen. Paragraf pertama itu kunci pembuka, mengingat cerpen merupakan karangan pendek. Mestinya paragraf pertama langsung masuk kepersoalan dan bukannya melantur hal-hal yang klise apalagi bila kemudian terkesan menggurui hanya menghadirkan kebiasaan dan rasa apatis
b. Pertimbangan pembaca dengan baik
Pembaca adalah konsumen, pengarang adalah produsen yang harus mempertimbangkan mutu produknya agar bisa dipasarkan mengingat persaingan pasar yang semakin tajam, pembaca yang baru, segar, unik, menarik, dan menyentuh rasa kemanusiaan. Apakah tema "Cinta Kasih" laku terjual…? Mengapa tidak....? Yang penting adalah menceritakannya dan tidak gampang ditebak akhir cerita untuk menghasilkan hal yang dipelajari teknik-teknik, kiat-kiat, trik-trik untuk menyiasati alur hingga tidak gampang ditebak.

Menggali suasana
Melukiskan suasana latar belakang kadang memerlukan detail yang apik dan kreatif sebab penggambaran yang biasa saja yang sudah dikenal umum, tak begitu menarik pembaca jika pengarang melukiskan keadaan kota Jakarta, misalnya tentang gedung tinggi, kesemrawutan lalu lintas dan keramaian kotanya berarti dalam penggambaran tidak ada yang baru, tetapi ketika seorang pengarang sekilas melukiskan keadaan kota Jakarta dengan mengaitkan suasana hati tokoh cerita, maka penggambaran itu begitu menyentuh.





Bahasa Indonesia (X.1)
Sabtu,
2 Mei 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

PUISI BARU

- Distichon = 2 baris
- Terzina = 3 baris
- Quantrain = 4 baris
- Quint = 5 baris
- Sektet = 6 baris
- Septima = 7 baris
- Oktaf = 8 baris
- Soneta = 14 baris

Macam-macam puisi baru:
a. Balada (puisi cerita)
b. Romance (puisi kisah cinta)
c. Elegi (puisi duka nestapa
d. Ode (sajak puisi)
e. Hymine (pujian terhadap yang maha kuasa)
f. Epigram (sajak pembangkit semangat)
g. Satire (sajak sindiran)

Contoh puisi baru
                       Aku Ingin
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
    aku ingin mencintaimu dengan sederhana
    dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
    awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
                                (Sapardi Djoko Damono)
a. gambaran perasaan penyair: perasaan haru
    suasana: haru dan romantis
b. gambaran pikiran penyair: menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta
c. maksud puisi: menginginkan cinta melalui proses
d. penggambaran imajinasi: cinta ini diibaratkan oleh penyair seperti terbakarnya kayu dan terjadinya hujan yang kesemua itu ada karena mengalami suatu proses
e. penggambaran penginderaan:
    indera pendengar: keindahan bahasa, gaya bahasa mempesona
    indera perasaan: isi puisi menyentuh hati
    citraan pendengaran: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
    citraan penglihatan: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan

Penggambaran penginderaan pada puisi disebut pencitraan
Penataran puisi adalah cara mengungkapkan yang dapat menimbulkan kesan keindraan / kesan mental tertentu.
Ada beberapa jenis citraan, antara lain citraan penglihatan, pendengaran, gerak, perabaan, penciuman, pengecapan, dan suhu.
Contoh:
1. Citraan penglihatan: citraan yang timbul / diungkapkan lewat indera penglihatan
    Contoh: Desaku adalah gunung merapi / pahalaku setets air
2. Citraan pendengaran: citraan yang timbul / diungkapkan lewat indera pendengaran.
    Contoh: Suara kicau burung adalah suara para birokat / suara cicit anak burung kelaparan adalah suara rakyat.
3. Citraan gerak: citraan yang diungkapkan lewat gerak.
    Contoh: pohon cemara menari-nari
4. Citraan perabaan: citraan yang diungkapkan lewat indera peraba
    Contoh: tangannya sebesar kayu trambesi
5. Citraan penciuman: citraan yang diungkapkan lewat indera penciuman
    Contoh: wangi rambut bergelut dihidungku
6. Citraan pengecapan: citraan yang diungkapkan lewat indera pengecapan
    Contoh: dimeja makan ku kecap pahitnya kopi kehidupan
7. Citraan suhu: citraan yang diungkapkan keadaan suhu sekitar
    Contoh: panas negeri ini telah mengeringkan semangat untuk hidup rakyatnya
8. Citraan lingkungan: citraan yang mencerminkan keadaan lingkungan tertentu.
    Contoh: mahkota ini ku tinggalkan / cangkul dan parit akan menggali kehidupanku

                            Pecahan Ratna
                                            Karya: Aoh K. Hadimatja

Kutahu pohonku takkan berbuah
Tapi berdosakah kau, kalau ku bawakan
Air selalu menyiramimu
Hingga pohon berdaun rimbun
Tempat aku mencari lindung dihari
        Berdosakah aku bersandar ke batang yang kuat
        Berakar melihat tamasya yang molek berdandan
        Menyambut fajar kala Illahi
Berdosakah aku kalau burungku kecil hinggap didalam
rompak menyanyi sunyu melega hati
Berdosakah aku kalau embun jauh bertaburan dipohonku
Rindu mengikat musafir lalu?
        Berdosakah aku kalau dimalam sepi bulan
        Menari berlincak-lincak diatas pohon ku sendu
        Dosakah, dosakah wahai teman, kalau beringin
        tumbuh ditaman indah tidak berbuah pula?
        Hanya ucapan punjangga nan ku ulangi
        Berbahagialah dosa demikian?






Bahasa Indonesia (X.1)
Selasa,
7 April 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Sastra Klasik

Pengertian
Sastra klasik, sastra lama, atau sastra tradisional adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme kedalam sastra itu. Dalam ukuran waktu, sastra klasik (nusantara) dibatasi sebagai sastra yang berkembang sebelum tahun 1920an, yakni rentang waktu sebelum lahirnya sastra angkatan balai pustaka.

Ciri-ciri sastra klasik
KArya sastra (melayu) klasik adalah jenis sastra yang berkembang pada masa masyarakat melayu tradisional. Secara umum, bentuk karya sastra, melayu lama, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Nama penciptanya tidak diketahui (anonim) karena itu, karya sastra lama merupakan milik masyarakat itu sendiri.
2. Bersifat pralogis, mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.
3. Bekembang secara statis dan mempunyai rumus yang baku, dalam bentuk prosa, misalnya kata-kata klise, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon dan sejenisnya. Disamping itu, satra melayu klasik dipenuhi pula dengan berbagai ungkapan peribahasa, dan aneka jenis majas.
4. Yang dikisahkan berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5. Disampaikan secara, dari mulut ke mulut karenanya tidak memiliki banyak versi. Setiap orang menyampaikan cerita itu dengan berbagai penambhan dan perubahan disana-sini sesuai dengan pemahaman orang yang bersangkutan pada cerita itu.

Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra klasik
Karya sastra klasik umumnya mengandung nilai-nilai pendidikan yang dominan. Hal ini memang dapat dipahami karena peranan karya sastra pada zaman dahulu tidak sekadar sebagai media hiburan, melainkan juga sebagai media didaktis sesungguhnya merupakan personifikasi dari kehidupan manusia. Isinya merupakan nasihat dan pelajaran, orang yang mendengarkan itu tidaklah merasa digurui 





Bahasa Indonesia (X.1)
Sabtu,
4 April 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menulis Hasil Wawancara

Wawancara: suatu metode mengumpulkan data informasi yang dilakukan dengan cara menanyakan langsung informasi yang dibutuhkan kepada narasumber.

Stimulator: orang yang mewawancarai

Narasumber/responden/informan: orang yang diwawancarai


Langkah-langkah wawancara:

1. Menentukan topik permasalahan dan narasumber yang tepat

2. Menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan saat wawancara

3. Catatlah informasi-informasi dari narasumber dalam kata-kata kunci

4. Tulislah hasil wawancara dalam bentuk laporan atau karangan (harus objektif, tidak boleh menambah atau mengurangi hasil wawancara)


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara

1. Pertanyaan haruslah singkat-singkat

    a. Jangan mengemukakan pertanyaan panjang, lebar, dan meminta jawaban setuju atau tidak

    b. Jangan mengajukan pertanyaan yang memerlukan yang panjang-panjang dan berlangsung tiada habis

2. Bila yang diwawancai menyeleweng ke soal lain, hendaknya bawalah ia kembali ke soal pokoknya

3. Jangan menyelak bila narasumber mengemukakan sesuatu

4. Jangan cerewet dan sok tahu

5. Jangan berlaku kasar / menjilat, apalagi melawan

6. Pertanyaan-pertanyaan hendaknya tegas yang akan menghasilkan jawaban-jawabann yang menarik

7. Mencari tahu apakah teks wawancara harus diperlihatkan terlebih dahulu atau tidak

8. Mencari tahu beberapa waktu yang disediakan narasumber

9. Bila membawa tape-recorder, jangan lupa minta izin untuk menggunakannya

10. Hindari masih juga mengutik-ngutik alat, apabila responden sudah siap

11. Tidak usah membuang waktu dengan basa basi

12. Tidak perlu terus menerus menjelaskan apa yang hendak ditanyakan

13. Tetap taati bila ada yang ditanyakan responden tidak untuk disiarkan (off the record)


Cara-cara hasil wawancara:

1. Dahului dengan sebagai intro singkat (kalimat pembuka yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu sinopsis atau ikhtisar dari wawancara seluruhnya) dan kemudian melanjutkannya dengan teks seluruhnya.

2. Seperti suatu karangan hasil wawancara (terdapat kebebasan untuk menggambarkan orangnya, tempatnya dan suasananya diselingi dengan kutipan-kutipan langsung).


Tujuan Wawancara:

1. Untuk mendapatkan jawaban-jawaban atas masalah-masalah yang menarik untuk sekarang ini.

2. Untuk memperoleh pandangan dan ciri-ciri kepribadian seseorang yang sedang diberitakan.


Penggunaan kata sapaan dan acuan dalam wawancara

Kata acuan dan kata sapaan adalah kata yang diguanakn untuk menggantikan orang yang terlibat dalam komunikasi langsung dengan kata benda yang bertalian dengan status-status masing-masing.


Persamaan dan perbedaan kata acuan dan sapaan

a. Persamaan

    Sama-sama menggunakan kata benda hanya fungsinya dalam kalimat berlainan.

b. Perbedaan

    I. Acuan

        a. Dipakai untuk orang I, II, dan kadang-kadang orang III

        b. Menduduki semua fungsi dalam kalimat

    Contoh:

    - Bapak (saya) baru saja pulang dari kantor, kalu ada tamu jangan mengganggu bapak (=saya), ya!

    - Ibu (engkau) mau kemana? boleh Nani (=saya) ikut?

    - Tini (=saya) harus menyelesaikan karya tulis untuk Bambang

    II. Kata Sapaan

        1. Berfungsi sebagai sapaan yang terdiri sendiri

        2. Digunakan untuk orang II

        Contoh: 

        - Bagaimana keadaanmu, Tono?

        - Saudara-saudara, sekarang kita akan memasuki acar kedua

        - Dimana kita bisa mengadakan pertemuan sore ini, Tini?


Macam-macam pronomia personalia (kata ganti orang)

Orang I - Tunggal (aku, daku, ku-, -ku) - Jamak (kami, kita)

Orang II - Tunggal (engkau, kamu, kau-, -mu, anda) - Jamak (kamu, sekalian, anda sekalian)

Orang III - Tunggal (ia, dia, -nya, beliau) - Jamak (mereka)




Bahasa Indonesia (X.1)

Kamis,

5 Maret 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Menyusun Teks Pidato

Piadto adalah suatu bentuk berkomunasi lisan yaitu berbicara didepan umum atau didepan orang banyak.

Berdasarkan tujuannya pidato dibedakan atas:
a. Persuasif: bertujuan untuk menghimbau, mengajak atau membujuk audiens mengikuti gagasan (orang yang ahli berpidato)
b. Naratif: bertujuan menyampaikan informasi ke audiens
c. Argumentasi: bertujuan menyampaikan tentang gagasan orator kepada audiens
d. Ekposisi: bertujuan memaparkan / memjelaskan informasi kepada pendengar (reaksi yang diharapkan yaitu pemahaman terhadap apa yang diuraikan / disampaikan
e. Agitasi: bertujuan membakar semangat audiens untuk melakukan sesuatu

Beberapa metode pidato:
1. Metode serta merta (importu)
    Metode ini dapat dilaksanakan oleh orang yang sudah terbiasa berbicara didepan umum. Ia dapat mempergunakan metode ini berdasarkan pengalaman dan keluasan pengetahuan sehingga tanpa persiapan khusus dapat menyampaikannya.
2. Metode ekstemporal
    Pembicara menyampaiakan pokok-pokok atau garis besar hal yang akan dibicarakan, hal ini dipergunakan oleh pembicara untuk mengingatkan urutannya saja. Sedangkan uraiannya disesuaikan dalam situasi yang dikehendaki pembicara.
3. Metode naskah
    Pembicara menyampaikan pidato dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan sebelumnya biasanya dalam berpidato yang bersifat resmi.
4. Metode menghafal
    Pembicara menghafal naskah yang sudah disiapkan sebelumnya oleh karena itu pembicara harus mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh sitausi dan keadaan sekitar / pendengar. Sebab kalau tidak hafal akan menimbulkan panik dari pembaca.

Adapun langkah-langkah menyusun pidato sebagai berikut:
1. Meneliti masalah
2. Menganalisis tempat
3. Menganalisis pendengar
4. Menetapkan tujuan pidato
5. Mempersiapkan bahan
6. Menyusun kerangka pidato
7. Menyusun teks pidato





Bahasa Indonesia (X.1)
Kamis,
26 Februari 2009/

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk membujuk pembaca / mengajak pembaca agar mau membuat sesuatu seperti kemauan penulis.

Tujuan: mempengaruhi pembaca untuk membuat sesuatu sesuai dengan keinginan pengarang.

Ciri-ciri karangan persuasi:

- Memberikan suatu keinginan, suatu konsep, dan mengajak pembacanya

- Mempengaruhi pembaca hingga pembaca mengikutinya

- Memberikan suatu keyakinan yang membutuhkan bukti yang kuat & berbentuk propaganda

- Tidak mengambil bentuk paksaan

- Dapat berupa penggambaran, penjelasan, pemberi alasan pembaca

Langkah-langkah menyusun karangan persuasi:

- Penetapan topik

- Menentukan tujuan

- Mengumpulkan bahan

- Menyusun kerangka tulisan

- Membuat analisa sintesa

- Penutup

Contoh:

* Topik - Mari Olahraga

* Tujuan - Mengajak para pembaca agar membiasakan diri untuk menjaga jasmani & rohani

* Kerangka karangan:

    I. Jenis-jenis olahraga

        - dilihat dari fungsinya:

            1.1 Olahraga untuk kesehatan fisik dan mental

            1.2 Olahraga untuk menyalurkan hobi

            1.3 Olahraga mencapai prestasi

            1.4 Olahraga untuk mencari uang

        - dilihat dari segi biaya dan peralatan:

            1.5 Olahraga tanpa biaya

            1.6 Olahraga dengan biaya murah

            1.7 Olahraga dengan biaya mahal

    II. Sebab-sebab orang perlu olahraga

        2.1 Untuk menjaga kondisi fisik agar tetap sehat & kuat

        2.2 Untuk menghilangkan kepenatan jiwa

        2.3 Untuk mengisi waktu luang

        2.4 Untuk menyalurkan hobi

        2.5 Untuk mengembangkan bakat

    III. Akibat-akibat yang dapat kita rasakan sesudah olahraga

        3.1 Badan menjadis ehat, terhindar dari kegemukan

        3.2 Waktu luang dimanfaatkan

        3.3 Hobi tersalurkan

        3.4 Dapat berkembang, dapat menimbulkan prestasi

        3.5 Pikiran yang lebih jenuh menjadi segar

    IV. Marilah kita berolahraga untuk kesehatan jiwa dan raga

        4.1 Carilah jenis olahraga yang sesuai

        4.2 Usahakan olahraga secara periodik dan berkesinambungan sesuai dengan kondisi masing-masing


Konjungsi yang dapat digunakan dalam karangan persuasi. Konjungsi atau kata sambung adalah kata tugas yang meghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi intra kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa dalam suatu kalimat.

* Konjungsi intra kalimat dibagi menjadi 2 bagian:

    - Konjungsi Koordinatif, adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih dengan kedaua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama. Anggota dari kelompok itu adalah:

Dan menandai hubungan penambahan

Atau menandai hubungan pemilihan

Tetapi menandai hubungan perlawanan

Perhatikan contoh berikut:

1. Dia menangis dan istrinya pun tersedu-sedu

2. Aku yang datang kerumahmu atau kamu yang datang kerumahku

3. Sebenarnya Kartini pandai, tetapi malas

    - Konjungsi Subordinatif, adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih & klausa itu tidak memiliki status sintaktis yang sama.

Berikut ini adalah kelompok-kelompok konjungsi subordinatif

1. Konjungsi subordinatif waktu:

    Sesudah, setelah, sehabis, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai.

2. Konjungsi subordinatif syarat:

    Jika, kalau, jikalau, manakala, asalkan, bila

3. Konjungsi subordinatif pengandaian:

    Andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya

4. Konjungsi subordinatif tujuan:

    Agar, supaya, agar supaya, biar

5. Konjungsi subordinatif konsensif:

    Biarpun, meski (pun), sekalipun, walau (pun), sungguh pun, kendati (pun)

6. Konjungsi subordinatif pemiripan:

    Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana

7. Konjungsi subordinatif penyebaban:

    Sebab, karena, oleh karena

8. Konjungsi subordinatif pengakibatan:

    (se) hingga, sampai (-sampai), maka (nya)

9. Konjungsi subordinatif penjelasan:

    Bahwa

10. Konjungsi subordinatif cara:

    Dengan

    - Konjungsi Korelatif

Baik ........ maupun

Apakah ...... atau

Entah ....... entah

Jangan ..... pun

Tidak hanya ...... melainkan




Bahasa Indonesia (X.1)

Selasa,

14 Februari 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In CATATAN SEMASA PENDIDIKAN

Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan,
contoh: bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan tujuan paragraf argumentasi:
"Meyakinkan pembaca sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan keyakinan kita benar."

Ciri-ciri paragraf argumentasi:
1. Mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan keyakinan kita benar.
2. Memberi contoh, grafik, dll itu untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
3. Bahasanya rasional dan objektif
4. Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan
5. Menggunakan pola deduksi, induksi, sebab-akibat, akibat-sebab & perbandingan

Langkah-langkah mengarang argumentasi:
- Menentukan topik
- Menetapkan tujuan
- Mengumpulkan bahan
- Membuat kerangka karangan (out line)
- Menarik kesimpulan
- Penutup

"Topik" berasal dari bahasa yunani " Topoi" (tempat) - pokok karangan. Sedangkan "Tema" bahasa yunaninya "Tithenal" (menempatkan) - suatu perumusan dari topik yang dijadikan landasan penyusunan karangan.
Contoh:
*Tema - pengaruh transmigrasi untuk meningkatkan hidup masyarakat
*Topik - transmigrasi
*Tujuan - meyakinkan masyarakat bahwa dengan bertransmigrasi mereka mempunyai harapan tentang hidup yang lebih baik lagi dimasa mendatang
*Mengumpulkan bahan - melakukan pengamatan, penelitian, kesaksian
*Kerangka (out line) -
    1. Hakekat transmigrasi
        a. Apa transmigrasi?
        b. Bermacam-macam jenis transmigrasi
        c. Daerah-daerah yang dijadikan objek transmigrasi
        d. Prosedur & syarat untuk mengikuti transmigrasi
        e. Hak & kewajiban para transmigrasi
    2. Sebab-sebab perlunya diadakan transmigrasi
        a. Penyebab penduduk
        b. Meningkatkan kehidupan masyarakat kecil
        c. memeratakan pembangunan negara
        d. Meningkatkan income, perkapita rakyat Indonesia
    3. Akibat yang terjadi dengan diselenggarakan transmigrasi
        a. Penduduk Indonesia tersebar merata tidak memusat / mengumpul di pulai Jawa
        b. Kehidupan rakyat kecil meningkat
        c. Terjadi pemerataan dalam pelaksanaan pembangunan negara
        d. Pengangguran berkurang
        e. Terjadi interaksi dengan penduduk sekitar lokasi transmigrasi
        f. Petani kecil mempunyai harapan untuk menjadi pemegang otonom dibahan garapan terutama peserta transmigrasi PIR (Perusahaan Inti Rakyat)
        g. Impian rakyat kecil untuk memiliki tanah pertanian sendiri terpenuhi
    4. Meyakinkan masyarakat untuk ikut transmigrasi
        a. Menarik kesimpulan, dapatbdilakukan dengan cara deduktif / induksi
        b. Penutup, penulis meyakinkan pembaca bahwa dengan ikut transmigrasi berarti mengubah tingkat hidup menjadi lebih baik

Penggunaan kata penghubung dalam paragraf argumentasi:
*Penghubung antar kalimat
1. Kesediaan untuk melakukan sesuatu yang berbeda ataupun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya
2. Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau kalimat sebelumnya: 
Meskipun demikan / begitu, kemudian, sudah itu, setelah itu, selanjutnya
3. Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain diluar dari yang telah dinyatakan sebelumnya:
Tambahan pula, lagi pula, selain itu.
4. Mengacau kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya: Sebaliknya
5. Menyatakan keadaan yang sebenarnya:
Sesungguhnya, bahwasanya.
6. Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya:
Malahan, bahkan.
7. Menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya (akan):
Tetapi, namun.
8. Menyatakan keeklusifan dari hal yang menyatakan sebelumnya:
Kecuali itu.
9. Menyatakan konsekuensi:
Dengan demikian.
10. Menyatakan akibat:
Oleh karena itu, Oleh sebab itu.
11. Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya:
Sebelum itu.





Bahasa Indonesia (X.1)
Selasa,
3 Februari 2009.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments