In RESENSI BUKU

Sesuatu yang dicari itu amat dekat

Judul Buku    : Tentang Kamu
Pengarang     : Tere Liye
Penerbit        : Republika Penerbit
Tahun Terbit  : 2016
Tebal Buku   : vi + 524 Halaman

Di era modern ini banyak peristiwa yang terjadi, sehingga banyak cerita-cerita yang muncul untuk diceritakan. Mulai dari cerita rakyat biasa hingga para pejabat dengan kekuasaannya. Tere Liye yang selalu memberikan cerita-cerita baru untuk para pembacanya kini merajut cerita dalam sebuah novel yang berjudul Tentang Kamu.

Melalui cerita yang ditulis dengan ketebalan 524 halaman ini, Tere Liye membawa pembaca masuk dalam imajinasi yang kian membuat pembaca penasaran. Cerita dalam novel ini merupakan gambaran yang sering terjadi di sekitar kita, namun mengejutkan. Dengan latar era modern, novel terbitan Republika Penerbit ini menceritakan perjalanan Zaman, seseorang yang sedang menuntaskan amanah yang diberikan atas seorang kliennya yang baru saja meninggal dunia, meninggalkan harta warisan untuk diberikan kepada ahli warisnya.

Namanya Sri Ningsih. Dia keturunan suku Jawa yang lahir di pulau Bungin, Sumbawa. Ayahnya seorang pelaut yang tangguh, ibunya meninggal setelah melahirkan dirinya. Di pulau Bungin, dia mendapatkan sosok Ibu tiri yang memberikan kasih sayangnya, namun peristiwa besar terjadi, Ayahnya tenggelam saat menjalankan tugasnya. Sejak itu, kasih sayang itu berubah menjadi murka. Sang Ibu beranggapan Ibu kandung dan Ayahnya meninggal dunia karena kesialan dirinya, dengan tega pula dia menyebut Sri Ningsih dengan sebutan 'anak kecil yang dikutuk'.

Bertahun-tahun kebencian itu menyeliputi kehidupan Sri Ningsih, penderitaannya tidak berakhir sampai disini. Demi meninggalkan semua dalam keadaan baik, Sri Ningsih memutuskan pergi, menghindar. Jauh berusaha mengubah kehidupannya lebih baik menghasilkan apa yang ditanam, meski disaat menjalankannya ada pula yang tak menginginkannya.

Dari Sri Ningsih bisa belajar banyak. Belajar arti kesabaran yang tiada batas, belajar kerasnya usaha yang dilakukan disetiap perjalanan, belajar bangkit dari keterpurukan, belajar memaafkan semua yang menyakitinya bak kristal tanpa cacat, naifnya yang tetap mempercayai sahabatnya agar hubungan itu tetap terjaga meski dihantui dengan pengkhianatan. 

Menanam benih dengan sabar, hasilnya pun akan menjulang. Ungkapan inilah yang pantas menggambarkan lika-liku Sri Ningsih. Niat tulus dan kebahagiaan yang dilakukannya untuk orang lain terbawa sampai ajal menjemputnya. Sri Ningsih membawa dirinya dalam kesederhanaan, tanpa memperlihatkan sedikit harta kekayaan yang dimilikinya. Sama halnya dengan Zaman yang mendapatkan pelajaran yang tak ternilai harganya.

Perjalanan pencarian ini amat luas, jauh sekali mengelilingi dunia, ternyata jawaban itu berada amat dekat. Hingga semua tak pernah menyangka akan hal ini, Zaman berhasil menemukan titik terang, ahli waris itu adalah adik tirinya yang ternyata masih hidup. Orang-orang yang diberi kepercayaan pun mendapat bagian atas harta warisannya, termasuk Zaman, meski tak mendapat bagian harta itu namun atas perjalanan yang dilakukannya dengan sungguh-sungguh dan tanggungjawab yang begitu besar, Zaman paham pelajarab ini  setara dengan harga nyawanya, Zaman memahami kehidupan yang dilalui atas janjinya. Berhasilnya Zaman menemukan utuh seluruh cerita membuat dirinya belajar dari hidup yang terus mengalir seperti sungai kehidupan.

Dalam novel ini akan tahu jawaban yang tak terduga atas dua jawaban Zaman yang luar biasa dalam pertanyaan, "Jika berkata jujur akan membuat empat orang jahat terbunuh mengenaskan, sedangkan berbohong akan membuatnya selamat, maka pilihan apa yang akan Anda ambil?" dan "Apa harta yang akan dibawa mati saat kita meninggal?"

Siti Munawaroh,
Depok.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments