In

Ekonomi Islam, Politik Islam, Ilmu Tasawuf, Bacaan Sholat.



1.       Ekonomi  Islam
Ekonomi Islam adalah cara hidup yang serba cukup, Islam sendiri menyediakan segala aspek eksistensi manusia yang mengupayakan subuah tatanan yang didasarkan pada seperangkat konsep Hablum  min-Allah wa hablum min-Annas, yang berkaitan tentang tuhan, manusia dan hubungan keduanya (tauhidi). Matra ekonomi Islam menempati kedudukan yang istimewa.  Karena Islam yakin bahwa stabilitas universal tergantug pada kesejahteraan material dan sepiritual manusia. Kedua aspek ini terpadu dalam satu bentuk tindakan dan kebutuhan manusia.Aktivitas antar manusia termasuk  aktivitas ekonomi terjadi melalui apa yang di istilahkan oleh ulama’ dengan  mu’amalah (intrataksi) pesan al-quran dalam aktivitas ekonomi 
“ Dan  janganlah  kamu  sekalian  makan  atau   melakukan   interaksi  ekonomi di antara kamu  dengan jalan    yang bathil ” (Q: S. Al Baqoroh   : 188)
Dasar Hukum Ekonomi Islam:
a.       Al-Qur’an, dasar  hukum utama konsep ekonomi islam karena Al-Qur’an merupakan ilmu pengetahuan yang berasal langsung dari Allah. Beberapa ayat dalam Al-Qur’a merujuk pada perintah manusia untuk mengembangkan sistem ekonomi yang bersumber pada hukum islam. Diantaranya terdapat pada QS. Fuskilat: 42, QS. Az-Zumar: 27, QS. Al-Hasy:22.
b.       Hadist dan sunnah, sebuah perilaku Nabi yang tidak diwajibkan dilakukan oleh manusia, namun apabila mengerjakannya manusia akan mendapat pahala. Keduanya dijadikan dassar hukum islam mengingat Nabi Muhammad SAW sendiri adalah seorang pedagang yang sangat layak untuk dijadikan panutan pelakuekonomi modern.
c.        Ijma’, sebuah prinsip hukum baru yang timbul sebagai akibat adanya perkembangan jaman. Ijma’ adalah konsesus baik dari masyarakat maupun cendekiawan agama, dengan berdasar pada Al-Qur’an sebagai sumber  utama.
d.       Ijtihad atau Qiyas, sebuah aktivitas dari para ahliagama untuk memecahkan masalah yang muncul dimasyarakat, dimana masalah tersebut tidak tersebut secara rinci dalam hukum islam. Ijtihad berperan untuk membuat sebuah hukum yang bersifat aplikatif dengan dasar Al-Qur’an Hadist sebagai sumber hukum yang bersifat normatif.

2.       Politik Islam ( Prinsip-prinsip pemerintahan dalam Islam)
“Politik adalah pengetahuan yang mencangkup kekuasaan untuk mengajak suatu lembaga mengikuti aturan yang ada.”
Prinsip- prinsip dasar pemerintahan
Al-Qur’an dan sunnah Rasul tidak mengatur secara terperinci dan secara tekhnis bagaimana melaksanakan kekuasaaan itu. Al-Qur’an dan sunnah Rasul hanya menggariskan prinsip-prinsip dasar  yang bersifat umum tentang kekuasaan dan pemerintahan. Prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain musyawarah, persamaan dan keadilan hokum, keadilan sosial, amanah, manfaat, kebebasan mengemukakan pendapat, perlindungan jiwa, dan harta penduduk dan pengawasan rakyat. Yang semua ini terkait dengan Tauhid, Rukun Iman, dan Akhlak Islam.

3.       Kajian ilmu tasawuf , Pengertian ilmu tasawuf, hubungan Akal (Bersumber Nisby relative) dan Wahyu (Bersumber dari Allah, absolute mutlak)
Ilmu Tasawuf
Salah satu sendi pokok dalam Islam selain ilmu tauhid dan fiqih adalah tasawuf yang merupakan intisari dari syariat yang menjadi sendi utama dalam ajaran yang telah disampaikan oleh rasulullah SAW.
Tasawuf dilihat dari katanya merupakan masdar(kata jadi) dari fi’ilnya: “tashawwafa-yatashawwafu-tashawwufan”. Kata “tashawwafa-yatashawwafu” adalah fi’il madzi biharfaini(kata kerja tambahan dua huruf) yaitu: ta’ dan tasydid yang sebenarnya berasal dari kata kerja asli tiga huruf yang berbunyi: “shaafa-yashuufu” menjadi  “shaufan”(mashdar) yang artinya: mempunyai bulu yang banyak. Perubahan dari kata “shaufa-yashuufu-shaufan” menjadi “tashawwafa-yatashawwafu-tashawwufan” dalam istilah kaidah bahasa arab memiliki arti menjadi atau berpindah.
Definisi Tasawuf menurut Etimologi :
“Ilmu untuk mengetahui keadaan jiwa baik dan buruknya, mengetahui bagaimana membersihkan jiwa dari kotorannya dan memperindah jiwa dengan sifat-sifat yang terpuji. Dan untuk mengetahui cara/proses perjalanan menuju Allah”.
Objek Kajian ilmu Tasawuf:
Objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Pekerjaan hati (gerak-gerik hati) dan panca indera dalam konteks pembersihan dan penyuciannya.
ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menkankan rasa dari pada rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Bahasa tasawuf sering tampak aneh bila di lihat dari aspek rasio. Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi atau ilham, atau inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang di hasilkan berkembang ilmu tasawuf di kenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu sesuatu yang kebenaran objeknya dating dari dalam diri subjeknya sendiri. Ilmu seperti ini dalam sains di kenal dengan ilmu yang di ketahui bersama atau tacit knowledge, dan bukan ilmu professional. Tasawuf selanjutnya berkembang menjadi tasawuf praktis dan tasawuf teoritis. tasawuf lebih berperan sebagai ilmu yang member kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena tidak di peroleh apa yang ingin di carinya. ilmu tasawuf di temukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakn keyakinan dan ketentraman, serta upaya menyelamatkan diri dari kemunfikan. Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Dengan demikian ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu tauhid jika di lihat bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniah dari ilmu tauhid. Ilmu kalam pun berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu jika timbul suatu aliran yang bertentangan denga akidah atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-qur’an dan As-sunnah. Selain itu ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai pmberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan kalam. Sebagaimana di sebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung rasional di samping muatan naqliah. Di snilah ilmu tasawuf berfungsi member muatan rohaniah sehingga ilmu kalam tidak di kesani sebagai dialetika ke islaman belaka, yang kering kesadaran penghayatan atau sentuhan secara qabliah. Jika cahaya tauhid telah lenyap akan timbulah penyakit-penyakit qalbu, seperti ujub, congkak, riya , dengki, hasud dan sombong. Dari sinilah dapat di lihat bahwa ilmu tauhid merupakan jenjang pertama dalam pendakian menuju Allah (pendakian para kaum sufi). Menurut nama tuhan Ar-rahman dan Ar-rahim, pada aplikasi rohaniahnya merupakan sebuah sifat yang harus di teldani. Jika sifat Ar-rahman di aplikasikan, seorang akan memandang orang yang durhaka dengan kelembutan bukan kekasaran, melihat orang dengan mata rahim, bukan dengan mata yang menghina. Dengan ilmu tasawuf semua persoalan dalam kajian ilmu tauhid terasa lebih bermakna tidak kaku tetapi ,lebih dinamis dan aplikatif.
Buah dari Ilmu Tasawuf:
Membersihkan hati, mengenal alam gaib dengan merasakan dan meraihnya, selamat di akhirat serta bahagia dengan
Ridho Allah SWT.
Keutamaan Ilmu Tasawuf:
Bahwa Ilmu Tasawuf adalah ilmu yang mulia dihubungkan dengan yang lainnya. Karena ilmu Tasawuf berkaitan dengan Mengenal Allah dan Mencintai-Nya.
Nisbat/Korelasi Tasawuf dengan Ilmu yang lainnya:
1.    Ilmu Tasawuf, Ilmu asal dan menjadi syarat ilmu yang lainnya.
2.    Ilmu Tasawuf bagaikan ruh bagi ilmui-ilmu yang lainnya.
Peletak Dasar Ilmu Tasawuf :
Allah SWT dan mewahyukannya kepada Rosululloh SAW dan para nabi sebelumnya. Karena ilmu Tasawuf sebagai ruh bagi syari’at dan agama-agama yang diturunkan.
Nama Ilmu Tasawuf:
Diambil dari lafadz ‘soffa’ yang berarti bersih.
Sumber ilmu Tasawuf:
Bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah dan atsar dari orang-orang yang terpilih
Hukum Ilmu Tasawuf:
Dalam perspektif agama adalah wajib ‘Ain bagi setiap muslim.
Masalah-masalah Ilmu Tasawuf :
Meliputi seluruh pengantar pembahasan tentang sifat hati dan istilah-istilah tasawuf seperti zuhud, wara’, mahabbah, dan lain-lain.

Hubungan Akal dan Wahyu
Akal adalah daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya terdapat kemungkinan bahwa pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah juga bisa benar. Wahyu adalah firman Allah yang disampaikan kepada nabi-Nya baik untuk dirinya sendiri maupun untuk disampaikan kepada umat. Pengetahuan adalah hubungan subjek dan objek, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji secara ilmiah dan kebenarannya jelas.
Akal dan wahyu digunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi umat manusia. Antara akal dan wahyu terdapat ruang dimana keduanya dapat bertemu dan bahkan saling berinteraksi dan terdapat ruang dimana keduanya harus berpisah. Pada saat wahyu merekomendasikan berkembangnya sains dan lestarinya budaya dengan memberikan ruang kebebasan untuk akal agar berpikir dengan dinamis, kreatif dan terbuka, disanalah terdapat ruang bertemu antara akal dan wahyu. Sehingga hubungan antara akal dan wahyu tidak bertentangan akan tetapi sangat berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, bahkan kedua-duanya saling menyempurnakan.
Kekuatan Akal : Mengetahui Tuhan dan sifat-sifat-Nya;  Mengetahui adanya kehidupan di akhirat;  Mengetahui bahwa kebahagian jiwa di akhirat bergantung pada mengenal tuhan dan berbuat baik, sedang kesngsaran tergantung pada tidak mengenal tuhan dan pada perbuatan jaha; Mengetahui wajibnya manusia mengenal Tuhan; Mengetahui kewajiban berbuat baik  dan kewajiban pula menjauhi perbuatan jahat untuk kebahagiannya di akhira; Membuat hukum-hukum yang membantu dalam melaksanakan kewajiban tersebut.
Kekuatan Wahyu : Wahyu ada karena ijin dari Allah, atau wahyu ada karena pemberian Allah; Wahyu lebih condong melalui dua mukjizat yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah;  Membuat suatu keyakinan pada diri manusia; Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghaib; Wahyu turun melalui para ucapan nabi-nabi.

4.       Kutipan Bacaan Sholat
DOA IFTITAH
ALLAAHU AKBAR KABIIROO WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIROO WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW WAASHIILAA.
Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.
INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHOROS SAMAAWAATI WAL ARDHO HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.
Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik.
INNA SHOLAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.
Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta.
LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.
Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.
AL-FATIHAH
BISMILLAAHIR RAHMAANIR ROHIIM.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
AL HAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN.
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
ARRAHMAANIR ROHIIM.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
MAALIKIYAUMIDDIIN.
Penguasa Hari Pembalasan.
IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.
Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku Memohon Pertolongan.
IHDINASH SHIROOTHOL MUSTAQIIM.
Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.
SHIROOTHOL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADHDHOOLLIIN. AAMIIN.
Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya Orang-Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.
R U K U’
SUBHAANA ROBBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH.    - 3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.
I’TIDAL
SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.
Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).
ROBBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU.
Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.

SUJUD
SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA WA BIHAMDIH.    - 3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD
ROBBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII  WAHDINII  WA’AAFINII  WA’FU ‘ANNII.
Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.
TASYAHUD AWAL
ATTAHIYYAATUL MUBAAROKAATUSH SHOLAWATUTH THOYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WAROHMATULLAAHI WABAROKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHOOLIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.
TASYAHUD AKHIR
ATTAHIYYAATUL MUBAAROKAATUSH SHOLAWATUTH THOYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WAROHMATULLAAHI WABAROKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHOOLIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR ROSUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal )  WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.
KAMAA SHOLLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBROOHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBROOHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.
KAMAA BAAROKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBROOHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBROOHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.
Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.


Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments