In

Sahabat dan Ceshia Putri Narili

*30 Januari 2013
Aku masih dilanda kebingungan besar itu. Aku mimpi banyak hal beberapa hari ini. Aku kangen banyak orang beberapa hari ini. Ya. Aku memutuskan untuk sms salah satu anggota labil'ers, Husnul namanya. Ya entah karena apa aku begitu kangen dengan dia. Tanpa disangka, malam ini Husnul menceritakan apa yang sedang terjadi pada dirinya, dia mengamanahkan agar tidak dikasih tahu siapapun, ya lebih tepatnya dia mengatakan aku lah orang pertama kali yang ia beritahu.
Allahiiii... Terimakasih, entah apa pandangan mereka padaku, sampai aku begitu dipercaya, aku mohon jangan sampai aku khianati mereka, jangan samppai kepercayaan mereka hilang, setidaknya jangan lagi aku membuat kesalahan seperti kepercayaan Ardella yang "mungkin" sudah tak ada lagi, tapi Aas dan Husnul masih percaya pada diri ini, termasuk Windy.
Terimakasih , dan maafkan aku telah mengecewakan mereka.


*31 Januari 2013
Aku mendapat kabar janji itu. Ya sampai saat ini aku pun masih dilanda kebingungan besar itu. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang akan ku pertindak saat melihat sms itu. Hingga aku memutuskan untuk cerita ke Irfan, ya dia mampu mencerahkan jalan yang akan aku lalui esok. Tanpa labil'ers aku akan pergi kesana sendiri. Ya ke RS.Pasar Rebo itu untuk melihat sahabatku.
heyy, sahabat? Entah aku baru bisa menyebutnya sahabat sekarang, karena aku bahagia, bukan karena cerita blog itu, tapi karena dia menyebutkuu sahabat didalam ceritanya. Siapa sangka? Aku? Aku tak bermaksud untuk tak menyebutnya sahabat. Ya... sahabat. Karena apa jadinya jika aku yang menyebutnya sahabat duluan tetapi dia tak menganggap hal yang sama. ("Emang kita temen?") Maka dari itu, sekarang aku berani mengucap kata ini. :) Dia, dia yang menganggapku sahabat dikampus ini, di labil'ers ini. Setidaknya aku mulai bangga, meski masih sama, Aku tak akan bangga dengan kota ini, kota Jakarta.

*1 Februari 2013
SMS pelaksanaan operasi itu kembali ku dapat, aku mantapkan keberanian dan kaki ini untuk melangkah sendiri. aku pergi kesana, sekitar pukul 15:00 aku sudah siap-siap. Nyampe sana sekitar 16:05. Ya... hanya senyum yang berani aku beri saat pertama kali melihatnya kembali. Bibir dan hati ini masih tak tahu harus seperti apa. Hingga sikap ku perlahan berubah. Irfan benar, aku harus kembali seperti biasa. suasana pun cair. candaan dan tawa itu kembali aku paksakan keluar. Aku tak boleh larut dalam kesedihan masalah yang datang bertubu di 2013 ini.

Aku akan terangkan settingnya.

RSUD Pasar Rebo. Kamar 504-3 disitu sahabatku dirawat inap. Kamar 504 itu terdapat 8 ranjang tempat tidur. hanya terisi 2 saat sore itu. Sahabatku dan di 504-2 adaa.... Ceshia Putri Narili.
Disini, disini akan aku ceritakan pengalaman pertama yang aku alami. Aku tak berniat apapun. Aku disini hanya ingin berbagi cerita. semoga ini bermanfaat dan membbuat hati tergerak.

Ya... Namanya Ceshia Putri Narili, sebut saja Ceshia, dia baru berumur 4 tahun, tepatnya dia lahir dibulan apa aku pun tak tahu, aku tak memikirkannya untuk menanyakannya.
Kalian tahu? Sore itu tak hanya ranjang sahabat ku yang aku perhatikan, tapi ranjang disebelahnya, ya ranjang Ceshiia. Saat itu tv sedang nyala, ibu ceshia tertuju pada acara tv, begitu juga dengan ceshia, dia sempat menatapku bingung, aku masih belum tahu kenapa dia bisa berada disini. Posisi tubuhnya tengkurap, selimut hijau RS itu menggantung diatasnya, tidak... tidak menempel diketubuhnya langsung tapi tertahan oleh tali yang sengaja diikatkan ke bagian  kanan-kiri ranjang. Senyum, mungkin cuma itu juga yang bisa aku beri, aku tak membawa buah tangan apapunke RS ini. Mencoba mengajaknya tertawa. Pelan... dia mulai menunjukan giginya padaku, ya dia tersenyum. tenang sekali :')
Sekitar pukul 17:00 anggota labil'ers lainnya datang, canggung, pelan tapi suasana mencair seperti biasa.
Heyy, tak cuma aku yang tertuju pada ranjang sebelah, Ardella yang aku tahu dia mencintai anak kecil pun mulai melirik dan memperhatikan ranjang itu. Kami pun penasaran ingin melihat luka bakar itu, luka yang aku pikiir hanya sebesar lingkaran kecil. Tapi.... :'( kalian harus tahu? ini yang kami lihat, luka bakar itu 50% bagian belakang tubuhnyya, parahnya hingga terbakar sampai ketulang. Membuat nyeri sekejubur tubuh ini. Merinding, Ya Allah, kenapa? kenapa anak cantik ini Engkau beri cobaan seperti ini. ini membuat hati miris. aku memutuskan untuk duduk diranjang 504-1, melihat keadaan tubuhnya yang jelas dari sana. Husnul dan Della tak duduk, mereka memilih berdiri disamping ranjang yang aku duduki. Saat itu, ibu Ceshia sedang menepok-nepok pantat anaknya itu, itu permintaan ceshia, dia amat senag diperlakukan seperti itu, mungkin membuatnya nyaman. Aku yang melihatnya saja ngeri, karena luka itu, tapi ceshia menikmati. Disini Danu tak berani lihat.
JLEBB! Teriakan tangis ceshia muncul tiba-tiba, ya ibunya tak sengaja menyenggol luka yang masih basah itu. Aku kembali merinding, seperti merasakan apa yang dia rasakan, ngilu. Begitu juga dengan Husnul. Tapi lain lagi dengan Della ... dia perlahan menuju pintu, ibu ceshia mengode kearah della, Aku, ibu sahabatku, dan Husnul tertuju pada arah pintu itu. Ya Ardella menangis. Siapa sangka cewek tomboy itu renyuh juga melihat keadaan seperti ini. hening....
"Ya Allah... Kuat sekali anak cantik itu, luka nya amat parah, tapi dia tak mengeluh, sedangkan aku? aku yang diberi fisik seperti ini saja sering mengeluh dipangkuan-Mu" Dimana rasa syukur itu :'(
"Ya Allah, aku mungkin memnag tak akan sesanggup ceshia jika luka itu terjadi padaku, tapi biarkan rasa sakit itu aku rasakan agar dia tak merasa sakit yang luar biasa" doa ku kembali.

Kita semua kembali berusaha membuat ceshia tersenyum, ya anak itu "mudah" sekali untuk tersenyum, tersenyum untuk orang yang baru dia kenal. Luka parah itu tak membuatnya menangis terus menerus.

Heyy... kalian tahu? ceshia  sudah 7bulan berada di RS ini, lama sekali bukan? dia juga sudah muncuul di berita televisi. Itu seingat ku, karena waktu itu kebetulan melihatnya dari layar kaca, tapi saat itu hati ku tak sepeduli ini, ya kehidupan dibalik layar kaca tak sepenuhnya aku percaya. Tapi sekarang? Remuk.. aku melihatnya langsung.

senang sekali aku bisa akrab dengannyya, bermula saat ibu nya ada tamu, aku berusaha mengajaknya bermain, ya handphone ku. aku menunjukkan padanya permainan Angry Bird, dan dia mengangguk. dia suka :) tanggannya pun lincah memainkan handphone itu, tanpa harus aku bimbing terlebih dahulu. Ya ceshia memang anak yang pintar.

*2 Februari 20013
Kalian harus tahu, ceshia tak bisa mendengar, dia tuna rungu. Akibatnya dia pun  tak bisa berbicara. Berkomunikasi dengannya dengan gerakan tubuh dan tangannya. Ya, ini amat mengagumkan, aku terkagum melihat semua ini. Ini pelajaran baru bagi ku.
Hari ini, sahabatku pulang, sedih sekali karena kita tahu ceshia akan sendiri lagi diruang ini. Sebelum pulang, aku kembali mengajaknya memainkan angry bird, ya ibunya mau buang air kekamar mandi, dan harus ada orang yang bisa mengalihkan agar dia tak menangis. Ya ceshia tak pernah mau jauh dari sang ibu. Tapi bersyukur, handphone ini sedikit membantu, dia memanggil ku saat babi-babi dalam permainan itu tak satu puun dia bunuh, dia ingiin aku membantunya, menunjuk layar handphone, menyuruh ku untuk membunuhnya. tertawa saat babi itu berhasil dimatikan. Gerakan tangan mengepal seakan bilang "yes" dia tunjukkan, dia tersenyum dan mengasih jempol padaku. :')
Ya Allah, bahagia sekali... :D
Hari ini juga aku melihat ceshia diterapi, ya saat suster datang dia sudah tahu, dia "ngadet" tak seperti biasa, terlebih ternyata sudah 2hari dia tak diterapi, dan saat itu rasa ngilu berulang aku rasakan, ceshia menangis, terkadang berhenti karena dia masih bermain angry bird, dia sempat kesal, melempar mainan kesayangannya, suster itu hebat, dia bisa membuat ceshia mengikuti apa yang dia perintahkan. Saat memiringkan badannya, ceshia mampu melakukannya sendiri, saat menggerakan kakinya, ya apapun yang suster suruh dia coba lakukan meski butuh waktu yang lama untuk membujuknya. Nangis. Diam. Main. Menatap orang disekitar. Nangis. Diam. Main. Menatap orang sekitar. *dejavu. Hingga saat batre handphone ku lawbet, dia sempat menangis, menyuruh untuk menyalahkan, tapi ibunya menjelaskan kalau batrenya habis, dia meminta untuk di charge, sayang aku tak membawa charge itu. handphone kembali ketangan ku. Suster berusaha mengalihkan dengan apapun, mengajaknya berkomunikasi, menyuruhnya agar tak selalu menekukkan kakinya.
Heyy, sebelum suster menterapi ceshia, dokter dateng, ceshia minta pulang :D ya dia membentuk tangannya seperti rumah.  T.T. Ceshia juga sempat menggambar apapun, ehya saat nenek ruang sebelah menjenguk ceshia, nenek itu menggambarkan bebek untuk ceshia dan ceshia pun mengepakkan tangannya layaknya bebek, digambarkan bunga dan ceshia seolah mencium tangannya yang menguncup dan tertawa "wangi katanya".
 Sedih, saat kita pamitan, dia tak mau kita pergi, dia menggerakkan tangannya, dia mengkaitkan jari telunjuk tangan kiri dan telunjuk tangan kanan itu isyarat adalah bahwa aku sudah berteman dengannya. Ya kita teman. Itu terang dia. Saat aku meminta salim, dia tak memberi tangannya, malah di umpatkan kebawah badannya, dia menggeleng, tetap tak mengizinkan kita pergi. Tapi maaf ceshia kakak memang harus pergi, sahabat kakak sudah sehat, dan kamu... kamu harus sehat selanjutnya. Berita dia akan tetap tinggal di RS ini selama seminggu lagi. Setelah itu dia akan dioper ke RS Fatmawati / RSCM untuk operasi pelastik, tindakan dokter selanjutnya.

"ini salam kiss ala Ceshia"

"kamu dan aku teman"

"ini mainan kesayangan Ceshia yang harus ada disampingnya"


"ini gaya/gerakan ceshia yang aku suka"

"Akhirnya bisa foto dengan Ceshia, Ardella yang fotoin"

Sebenarnya, aku punya foto luka itu, tapi tidak mau aku publikasikan disini, jika kalian mau melihat, dan mengenal aku bisa minta, tapi jika tak mengenal aku, kalian mungkin bisa langsung menjenguknya sendiri kesana. :')


 Aku Siti Tarra Munawaroh amat sangat beruntung jika Ceshia Putri Narili menganggapku Teman. Sampai ketemu lain waktu. Dan kamu harus sudah sehat Adik Cantik :* Miss you :***


Related Articles

1 komentar:

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments