In

surat maaf


± 20 hari lagi insyaallah saya akan mengikuti ujian SNMPTN. Beberapa bulan lagi juga puasa akan datang.

Teringat oleh dua kata "kesalahan" dan "maaf". Bikin status di twitter : Harus minta maaf dulu ya biar lancar ujiannya?? =.=`" Ada yang bilang wajib. Langsung kepikiran sama satu orang => falshback :( (:


kalo soal maaf sih, harusnya ke semua... mulai dari orang tua, kakak/adik, saudara, sahabat, teman biasa, tetangga, sampai ke orang lain itu harus!

Setiap manusia pasti suatu saat pernah / bikin kesalahan, termasuk saya. 

Awalnya sih emang ngerasa yang disakiti (sampe pernah berfikir untuk apa saya yang minta maaf duluan) tapi setelah sakit hati itu terjadi saya sendiri pun bikin suatu kesalahan itu tandanya saya juga harus minta maaf. Sekarang. Surat maaf ini bukan saya bikin ketika mau ujian snmptn (itu akan terlihat pamrih)... tapi ini ikhlas, dari hati yang paling dalam. Saat sakit hati itu masih melekat dihati saya merasakan ga enaknya dikhianati, merasakan apa yg telah dirasakan sahabat saya sebut saja "Hilda".

Setelah hari itu saya memutuskan untuk kerumahnya, dan berbicara langsung padanya.. diakhir pembicaraan saya berkata "Gak usah kerumah gue lagi, dan ga usah hubungin gue lagi" Dan hari itu.. perlahan semua mengingatkan masalah itu kembali, misalnya status status fb/ twitter teman-teman saya yg mirip mengalami kejadian yg sama dengan saya. Bahkan para ustadz ustadz ternama entah mengapa ngebahas hal ini.

 

Ustad uje ditwitt nya : Sahabat yg baik adalah sahabat yg tidak menceritakan keburukanmu kepada sahabat yg lain dgn mencari muka.. Emang kemana mukanyaaa.. Haddeehh

 

Ustadz aa gym ditwitt nya:  "Jangan Sembarang Curhat"

nihhh kawan pena-nawa... aa gym ngebahas tentang curhat ;')

*Hati2 jangan sembarang curhat, karena Curhat kepada sembarang orang bisa berakibat yg buruk.

* Akan menunjukan ketidak sabaran kita, bila dalam curhat penuh keluh kesah spt yg kecewa/tak ridho dg ketentuanNya.

* Bisa merusak tawakkal bila lebih berharap kpd pertolongn/belas kasihan orang drpd yakin akan pertolongan Alloh.

* Bisa mnyebar kemana2 dan menjadi fitnah, krn tak semua orang yg dicurhati bisa memegang amanah.

* Orang yg dicurhati akan 'masuk' selalu ikut campur mengurusi diri kita. Spt yg akan mmbantu pdh tambah masalah.

* maka jangan bicara kpd siapapun sebelum curhat kpd Yg Maha Dekat, yg Maha tau masalah yg kita hadapi,

* Bila akan bicara dg manusia, pilihlah orang yg takut kpd Alloh, berilmu, berakhlaq mulia, berhati bersih &tulus,

* sekedar utk tukar pikiran ikhtiar mncari solusi, bukan utk menghiba dan pamer derita

* yakini hanya Allah satu2nya penolong selain DIA tak membawa manfaat apapun tnp kekuatan dan izinNYA

 dll. Nyata sekali semua itu.

Pernah terpikirkan semua ini terjadi karena satu nama (*F****). Setelah dipikir, semenjak kedua sahabat saya mengenal dia, perlahan hubungan pertemanan kita hancur. Entah apa yang terjadi sebenarnya kita ga akan pernah tau. Dulu sebelum kalian mengenal tuh cewek hubungan persahabatan kita baik-baik saja "indah". Apa kurang lama pertemanan kita sampai sampai harus cewek itu yang jadi pilihan buat temen curhat. Gak tau kan di suatu saat nanti dia bakal bersifat seperti apa. Berfikir positif itu HARUS, tapi berfikir negatif itu juga ga salah kan untuk masa depan. Makan dan dimakan itu SAKIT. Kita yang berusaha selalu ada buat sahabat. Saat sahabat butuh "ilmu" kita kasih selama mampu, butuh "uang" kita bantu selama ada, butuh temen "kumpul / jalan" kita akan hadir selagi ada waktu. TERNYATA semua itu masih kurang? Yaaaa... itu Hak seseorang mau TEMANAN sama siapa ajah. Tapi dimana rasa balas budi. Kita yang berusaha setia sampai "ikut campur" disetiap ada masalah, ternyata dipikiran kamu itu "jelek" Sejelek aku dimatamu. jika kamu memang menganggap kita, bahkan aku SAHABAT kamu, apakah mengikut campur masalah itu salah? TIDAk. Tidak salah jika memang kita sahabat.

 

Yang ini Buat kamu:
Assalamialaikum, Apa kabar? semoga baik-baik ajah. (Ah ini terlalu kaku). sudah berapa lama kita gak berkomunikasi? ya itu kesalahan ku meminta pada mu untuk tidak menghubungi ku. aku rasa kamu sampai saat ini masih sakit hati dengan notes itu.Ya. Bahkan aku masih sakit hati, tak percaya, kamu yang terlihat baik saat bersama ku, tapi dibelakang?? :'( . notes yang menceritakan semuanya. Dari notes itu memang aku lah yg terlihat baik, karena aku gak pernah tau apa yg sedang terjadi. Notes itu dibikin dari pandangan aku, mungkin kalo kamu bikin notes menurut pandangan mu, kita akan tau sebernarnya ada apa. aku sempat menyesali, aku kira kamu memang ikhlas menerima aku apa adanya untuk bersahabat. aku gak pernah berfikir kalo kamu akan ngelakuin perbuatan itu dibelakang aku apalagi dengan orang yg baru kamu kenal. aku kira orang itu juga ikhlas mau berteman dan menerima aku apa adanya. tapi nyatanya??????!!! hah sudahlah tidak usah diungkit lagi soal itu.#terlalusakit
Tadinya aku mau sms langsung kamu ajah untuk menyampaikan maaf ini. tapi aku rasa ini terlalu panjang.Maaf aku sempat membuka akun fb kamu dan mencek inbox nya, tapi bukankah itu hal wajar untuk sahabat? (tidak perlu ada yang ditutupi) bahkan aku tak akan keberatan pada semua sahabat ku untuk meminta email fb dan passwordnya. saat kamu tak mau ngasih itu memang terlalu ganjil bukan. dan ternyata? :)
Mau lewat fb, tapi sudah di block.di twitter juga sama. ya cuma disini lah. Berat memang rasanya untuk meminta maaf duluan, tapi nyatanya ini mudah bukan. maaf yah udah bikin notes itu yg terlihat kejam. Nyata sekali memang disitu aku yg kejam/jahat :)aku minta maaf bukan karena mau ujian / mau puasa. tapi memang iklhas dari hati. ya dari hati. seperti prinsip ku waktu itu "Yang penting kita minta maaf duluan, soal dimaafin atau ngga itu udah jadi hak dia. setidaknya udah ngelakuin hal yg mungikn "benar" " welomce to Nurul Komariah

:) kutipan Ghalis: "Indahnya persahabatan bagai kembang api dikegelapan, namun apakah nasib persahabatan sama dengan kembang api? yang berpencar kemudian mati."

Related Articles

0 komentar:

Post a Comment

Aku (Simu)

My photo
: Tuang kata, ukir makna, pena menari, acak akal, kaya-karya.

Comments